Perekonomian Hong Kong: pusat kemajuan ekonomi Asia Yang wajib Kita Tau
inti Fundamental dari materi X, bila setiap masyarakat negeri wajib mempunyai kepahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Kemampuan ilmu ekonomi misalnya pengambilan keputusan: apa yang wajib dilakukan pemerintah untuk mengurangi defisit anggaran
Perekonomian Hong Kong: pusat kemajuan ekonomi Asia
Satu dari demikian faktor penunjang keberhasilan pembangunan suatu wilayah merupakan daya dukung perekonomian yang ada di wilayah tersebut. di tulisan ini kita akan melihat perekonomian Hong Kong sebagai salah satu pusat kemajuan ekonomi di Benua Asia.
Terletak di kawasan Asia Timur, Hong Kong (Hong Kong Special Administrative Region of the People’s Republic of China atau Hong Kong SAR) mempunyai luas area sekitar 1,108 km2 dengan populasi penduduk yang berjumlah lebih dari 7.1 juta jiwa di 2018.
Hong Kong di hakikatnya merupakan wilayah administrasi khusus yang menjadi bagian dari negara China. Dari perspektif sistem pemerintahan, Hong Kong menganut prinsip ‘one country-two systems’, yang menegaskan posisinya sebagai bagian dari China sehingga tidak mempunyai kewenangan perihal kebijakan luar negeri dan pertahanan-keamanan. Namun demikian, wilayah yang dipimpin oleh seorang chief executive ini mempunyai otonomi dalam kebijakan ekonomi.
Letaknya yang strategis sebagai pelabuhan Bahari dan dilintasi oleh penerbangan dari berbagai negara membuat Hong Kong menjadi destinasi yang sangat menarik, bagus dari sisi ekonomi, perdagangan, dan investasi, ataupun sebagai tempat tujuan wisata. Hong Kong juga mempunyai fasilitas dan kelengkapan pelabuhan udara dan Bahari yang masuk dalam kategori terbaik di dunia.
Apabila ditelusur lebih jauh, terdapat beberapa poin yang menjadi daya tarik Hong Kong, yakni:
Dari pencapaian dibidang ekonomi, Hong Kong mencatatkan gross domestic product (GDP) sebesar US$ 427.4 miliar di 2018 dengan GDP per kapita senilai US$ 58,100 (Purchasing Power Parity based). Angka GDP ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 421.3 miliar dengan GDP per kapita sebesar US$ 57,0 (PPP based) (www.cia.gov).
bila menengok kebelakang, yakni sebelum terjadinya krisis ekonomi Asia 1997/1998, pertumbuhan GDP Hong Kong selama lebih dari tiga dasawarsa (awal 1960’an hingga awal 1990’an) mencapai rata-rata pertumbuhan hingga 12% per tahun. Hal tersebut didukung oleh pesatnya industri berskala internasional dan pertumbuhan ekspor produk manufaktur. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa ‘technology spillover’ menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi Hong Kong.
Studi tersebut menambahkan bahwa banyaknya sumberdaya manusia (terutama tenaga kerja asing) yang berlatar belakang pendidikan tinggi dan keterampilan khusus, membuat Hong Kong mempunyai keunggulan daya saing di level global. Disamping itu, masifnya investasi asing (foreign direct investment) yang masuk ke wilayah tersebut serta kebijakan pemerintah dalam menggenjot sektor pendidikan dinilai berkontribusi besar dalam kemajuan perekonomian Hong Kong (Win Lin, Chou, in addition to also Kar-yiu Wong, Economic Growth in addition to also International Trade: The Case of Hong Kong, 1997).
Lebih lanjut, Hong Kong menganut sistem perekonomian terbuka dengan ketergantungan yang relatif besar di perdagangan internasional dan aliran modal asing. Hal ini terlihat dari aktivitas perdagangan yang tercatat di pasar uang (foreign exchange market) serta pasar saham (stock market). Bahkan Pasar Saham Hong Kong merupakan pasar saham terbesar ke-2 di Asia setelah Tokyo Stock Exchange.
Adapun kebijakan moneter yang diterapkan merupakan dengan mematok (pegging) nilai dollar Hong Kong (HKD) di US$ untuk menjaga stabilitas moneter dan mengelola laju inflasi.
Sedangkan di sektor riil, produk-produk hasil industri banyak disumbangkan dari industri ritel, tekstil, serta busana dan apparel. Disisi lain, jasa finansial, asuransi, dan real estate menjadi penyokong utama pendapatan di sektor jasa. Kontribusi dari sektor jasa bahkan mencapai lebih dari 80% GDP Hong Kong di 2014 dan menyerap tak kurang dari 80% total tenaga kerja. Yang tidak kalah penting merupakan keberadaan UMKM (tiny Medium Enterprises/SMEs), berjumlah tak kurang dari 300 ribu atau lebih dari 45% dari total sektor swasta, yang menjadi basis pembangunan ekonomi Hong Kong (the Hong Kong Trade Development Council, June 2018).
Terkait dengan kebebasan dalam perekonomian (economic freedom), Hong Kong menempati urutan teratas dari total 178 negara menurut penelitian yang dilakukan oleh the Heritage Foundation di 2018. Adapun unsur yang dinilai dalam studi tersebut antara lain merupakan pengakuan terhadap hak atas Hartah intelektual (intellectual property), kebebasan dalam perdagangan, kebebasan investasi, kebebasan terkait Anggaran ketenagakerjaan, serta kebijakan fiskal dan moneter. Kebebasan yang dimaksud bukan berarti tidak adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian, melainkan dukungan dan pemberian kesempatan seluas-luasnya untuk setiap individu dalam melaksanakan aktivitas ekonomi (The Heritage Foundation, 2018 Index of Economic Freedom)
Sementara menurut the Global Competitiveness Index 2018-2017, Hong Kong menempati peringkat ke-9 terbaik dengan cara global dalam hal keunggulan daya saing ekonomi (World Economic Forum, The Global Competitiveness Report 2018-2017). Hal ini sekaligus menunjukkan kemampuan Hong Kong dalam mengelola perekonomian.
Sebagai Epilog, Hong Kong mampu membuktikan bila perekonomian dikelola dengan benar, maka hasil positif akan tercipta dengan cara nyata.
Terletak di kawasan Asia Timur, Hong Kong (Hong Kong Special Administrative Region of the People’s Republic of China atau Hong Kong SAR) mempunyai luas area sekitar 1,108 km2 dengan populasi penduduk yang berjumlah lebih dari 7.1 juta jiwa di 2018.
Hong Kong di hakikatnya merupakan wilayah administrasi khusus yang menjadi bagian dari negara China. Dari perspektif sistem pemerintahan, Hong Kong menganut prinsip ‘one country-two systems’, yang menegaskan posisinya sebagai bagian dari China sehingga tidak mempunyai kewenangan perihal kebijakan luar negeri dan pertahanan-keamanan. Namun demikian, wilayah yang dipimpin oleh seorang chief executive ini mempunyai otonomi dalam kebijakan ekonomi.
Letaknya yang strategis sebagai pelabuhan Bahari dan dilintasi oleh penerbangan dari berbagai negara membuat Hong Kong menjadi destinasi yang sangat menarik, bagus dari sisi ekonomi, perdagangan, dan investasi, ataupun sebagai tempat tujuan wisata. Hong Kong juga mempunyai fasilitas dan kelengkapan pelabuhan udara dan Bahari yang masuk dalam kategori terbaik di dunia.
Apabila ditelusur lebih jauh, terdapat beberapa poin yang menjadi daya tarik Hong Kong, yakni:
- sebagai pusat keuangan, bisnis, serta interkonektivitas untuk perusahaan-perusahaan berskala global.
- sebagai pusat investasi dan penanaman modal untuk investor asing.
- sebagai salah satu pusat perdagangan internasional terbesar di dunia.
- menjadi salah satu pusat pengembangan kewirausahaan (entrepreneurship).
- mempunyai sistem pendidikan yang tergolong maju dengan adanya universitas-universitas ternama sekawasan Asia-Pasifik.
- menjadi pusat pariwisata untuk wisatawan internasional.
Dari pencapaian dibidang ekonomi, Hong Kong mencatatkan gross domestic product (GDP) sebesar US$ 427.4 miliar di 2018 dengan GDP per kapita senilai US$ 58,100 (Purchasing Power Parity based). Angka GDP ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 421.3 miliar dengan GDP per kapita sebesar US$ 57,0 (PPP based) (www.cia.gov).
bila menengok kebelakang, yakni sebelum terjadinya krisis ekonomi Asia 1997/1998, pertumbuhan GDP Hong Kong selama lebih dari tiga dasawarsa (awal 1960’an hingga awal 1990’an) mencapai rata-rata pertumbuhan hingga 12% per tahun. Hal tersebut didukung oleh pesatnya industri berskala internasional dan pertumbuhan ekspor produk manufaktur. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa ‘technology spillover’ menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi Hong Kong.
Studi tersebut menambahkan bahwa banyaknya sumberdaya manusia (terutama tenaga kerja asing) yang berlatar belakang pendidikan tinggi dan keterampilan khusus, membuat Hong Kong mempunyai keunggulan daya saing di level global. Disamping itu, masifnya investasi asing (foreign direct investment) yang masuk ke wilayah tersebut serta kebijakan pemerintah dalam menggenjot sektor pendidikan dinilai berkontribusi besar dalam kemajuan perekonomian Hong Kong (Win Lin, Chou, in addition to also Kar-yiu Wong, Economic Growth in addition to also International Trade: The Case of Hong Kong, 1997).
Lebih lanjut, Hong Kong menganut sistem perekonomian terbuka dengan ketergantungan yang relatif besar di perdagangan internasional dan aliran modal asing. Hal ini terlihat dari aktivitas perdagangan yang tercatat di pasar uang (foreign exchange market) serta pasar saham (stock market). Bahkan Pasar Saham Hong Kong merupakan pasar saham terbesar ke-2 di Asia setelah Tokyo Stock Exchange.
Adapun kebijakan moneter yang diterapkan merupakan dengan mematok (pegging) nilai dollar Hong Kong (HKD) di US$ untuk menjaga stabilitas moneter dan mengelola laju inflasi.
Sedangkan di sektor riil, produk-produk hasil industri banyak disumbangkan dari industri ritel, tekstil, serta busana dan apparel. Disisi lain, jasa finansial, asuransi, dan real estate menjadi penyokong utama pendapatan di sektor jasa. Kontribusi dari sektor jasa bahkan mencapai lebih dari 80% GDP Hong Kong di 2014 dan menyerap tak kurang dari 80% total tenaga kerja. Yang tidak kalah penting merupakan keberadaan UMKM (tiny Medium Enterprises/SMEs), berjumlah tak kurang dari 300 ribu atau lebih dari 45% dari total sektor swasta, yang menjadi basis pembangunan ekonomi Hong Kong (the Hong Kong Trade Development Council, June 2018).
Terkait dengan kebebasan dalam perekonomian (economic freedom), Hong Kong menempati urutan teratas dari total 178 negara menurut penelitian yang dilakukan oleh the Heritage Foundation di 2018. Adapun unsur yang dinilai dalam studi tersebut antara lain merupakan pengakuan terhadap hak atas Hartah intelektual (intellectual property), kebebasan dalam perdagangan, kebebasan investasi, kebebasan terkait Anggaran ketenagakerjaan, serta kebijakan fiskal dan moneter. Kebebasan yang dimaksud bukan berarti tidak adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian, melainkan dukungan dan pemberian kesempatan seluas-luasnya untuk setiap individu dalam melaksanakan aktivitas ekonomi (The Heritage Foundation, 2018 Index of Economic Freedom)
Sementara menurut the Global Competitiveness Index 2018-2017, Hong Kong menempati peringkat ke-9 terbaik dengan cara global dalam hal keunggulan daya saing ekonomi (World Economic Forum, The Global Competitiveness Report 2018-2017). Hal ini sekaligus menunjukkan kemampuan Hong Kong dalam mengelola perekonomian.
Sebagai Epilog, Hong Kong mampu membuktikan bila perekonomian dikelola dengan benar, maka hasil positif akan tercipta dengan cara nyata.
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Perekonomian Hong Kong: pusat kemajuan ekonomi Asia Yang wajib Kita Tau"
Posting Komentar