. Memahami Teori Pertumbuhan Populasi Thomas Robert Malthus Yang wajib Kita Tau - Artikel Pendidikan Ekonomi

Memahami Teori Pertumbuhan Populasi Thomas Robert Malthus Yang wajib Kita Tau


Pengetahuan mendasar dari materi Memahami Teori Pertumbuhan Populasi Thomas Robert Malthus, bila setiap warga negeri wajib mempunyai kemampuan pemahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini dikarenakan dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. Misalnya, karir paling populer yang Bisa dikejar kebanyakan dengan gelar ekonomi. Ekonomi mengajarkan bagaimana membuat keputusan yang tepat. Kemampuan ilmu ekonomi misalnya pengambilan keputusan: Apa yang wajib dilakukan bisnis untuk menaikkan margin keuntungan.


Memahami Teori Pertumbuhan Populasi Thomas Robert Malthus


Problem pertumbuhan populasi penduduk bukanlah isu baru dalam diskusi dan penelitian. di abad ke-17, hal tersebut telah menjadi bahan dialektika yang sangat menarik diantara para ilmuwan dan peneliti. Salah satu Sudut Pandang mengenai pertumbuhan populasi dikemukakan oleh seorang ekonom berkebangsaan Inggris, Thomas Robert Malthus (1766-1834). di kesempatan kali ini kita akan mempelajari inti pikiran Thomas Robert Malthus yang dituangkan dalam karya’nya yang berjudul “The Essay on the Principle of Population”.

Memahami Teori Pertumbuhan Populasi Thomas Robert Malthus
Lahirnya "the Essay on the Principle of Population" sebenarnya didasari kritikan Malthus terhadap konsep ‘masyarakat ideal’ (perfect society) yang diperkenalkan oleh William Godwin dan beberapa penulis lain. Ia menganggap bahwa kondisi masyarakat yang ideal tidak akan mampu terwujud Sebab adanya keterbatasan-keterbatasan.

Berawal dari pendapat seorang ilmuwan, William Godwin (1756-1836), dalam buku’nya “An Enquiry Concerning the Principal of Political Justice as well as Its Influence on General Virtue as well as Happiness” atau lebih dikenal dengan judul “Political Justice” (1793), yang menyatakan bahwa saat dunia mencapai fase dimana tidak ada lagi peperangan dan permusuhan, serta saat pengetahuan mengenai pertanian dan perindustrian mulai berkembang pesat, maka di saat itu akan tercapai kondisi ideal dalam kehidupan bermasyarakat.

di dasarnya, "Political Justice" merupakan visi Godwin mengenai masa depan manusia, dimana perkembangan moral dan intelektual manusia akan mampu melonjakkan harkat kehidupan. Godwin mengemukakan bahwa manusia dibentuk oleh lingkungan dan pendidikan. Oleh karenanya, dengan melonjakkan kualitas lingkungan dan pendidikan, maka meningkat pula kualitas hidup manusia.

Lebih lanjut, salah satu esai Godwin yang menjadi topik diskusi merupakan “Of Avarice as well as Profusion” (yang menjadi bahan tanggapan Malthus kelak dikemudian hari). Sudut Pandang Godwin tersebut banyak mendapatkan tanggapan positif, salah satunya dari ayah Malthus, Daniel Malthus.

Studi lain yang mengungkapkan Asa dan optimisme mengenai masa depan merupakan tulisan Marquis de Condorcet (1743-1794), seorang ekonom, matematikawan, sekaligus filsuf asal Perancis, dalam buku'nya yang berjudul "Esquisse d’un Tableau Historique des Progres de l’Esprit Humain" (1794). Dalam tulisan tersebut, Condorcet menegaskan bahwa Sebab manusia merupakan makhluk berpikir, maka ia akan terus mengembangkan eksistensi’nya di dunia dan membuat lingkungan tempat tinggalnya menjadi lebih bagus.

Selain itu, manusia juga akan membekali dirinya dengan pengetahuan untuk mempertahankan diri dan berkembang-biak. Oleh karenanya, peran pembangunan mental dan struktural dalam entitas keluarga sangatlah penting untuk melindungi anak-anak mereka sebagai generasi penerus, dan hal tersebut hanya Bisa terpenuhi apabila ada sensitivitas serta kepedulian antar individu dalam berperilaku (Avery, John. Malthus’ Essay on the Principle of Population, H.C. Ørsted Institute, University of Copenhagen, Denmark, May 31, 2005).

Namun demikian, Malthus meragukan pendapat-pendapat tersebut dengan berbagai alasan. Ia menuangkan gagasan’nya dalam suatu esai yang berjudul “An Essay on the Principle of Population, as of which affects the future improvement of society, with remarks on the speculations of Mr. Godwin, M. Condorcet, as well as different writers”, atau yang lebih dikenal dengan nama "the Essay on the Principle of Population" (1798).

Dalam pandangannya, Malthus menyebutkan dua prinsip dasar, yakni:
  • Sumberdaya pangan merupakan suatu keharusan untuk manusia untuk Bisa menjamin kelangsungan hidupnya.
  • Hubungan antar individu laki-laki dan perempuan akan selalu ada, sebagai salah satu upaya manusia untuk melanjutkan keturunan.

Ia juga menegaskan bahwa Sebab hasrat manusia untuk mempunyai keturunan akan selalu ada, maka berakibat di meningkatnya pertumbuhan populasi manusia. Ia melihat data statistik pertumbuhan penduduk Amerika Serikat selama 150 tahun, dimana terdapat pertumbuhan populasi hingga dua kali lipat setiap 25 tahun. Dari sini Malthus menyatakan bahwa pertumbuhan populasi penduduk akan selalu mengikuti deret ukur (geometric ratio atau exponential progression), atau apabila digambarkan dalam angka merupakan 1, 2, 4, 8, 16, dan seterusnya.

Sementara disisi lain, pertumbuhan sumberdaya pangan dan produksi yang tersedia untuk dikonsumsi bergerak dengan cara pelan mengikuti deret hitung (arithmetic ratio atau linear progression), atau bila digambarkan dalam angka merupakan 1,2,3,4,5, dan seterusnya.

Keterkaitan antara pertumbuhan populasi penduduk dengan pertumbuhan sumberdaya pangan dan produksi; beserta segala permasalahannya, dikenal dengan istilah “the Malthusian Trap”.

Lebih jauh, Malthus menegaskan bahwa saat pertumbuhan populasi penduduk tidak terkendali, sementara ketersediaan pangan tidak mampu mengimbangi jumlah populasi yang ada, maka terbentuknya tatanan kehidupan masyarakat ideal seperti yang dicita-cita’kan Godwin tidak akan pernah terwujud, alias hanya menjadi suatu utopia.

Malthus juga menyebut adanya dua faktor yang Bisa menghambat pertumbuhan populasi, yakni faktor peningkatan angka kematian, misalnya terjadi peperangan, Bala kelaparan, serta timbulnya Endemi penyakit; ini disebut sebagai positive checks.

Faktor lain merupakan pengurangan angka kelahiran, berupa penundaan usia perkawinan serta pemanfaatan alat kontrasepsi; disebut sebagai preventive checks (Malthus, Thomas. An Essay on the Principle of Population, 1978).

Demikian konsep pemikiran Malthus mengenai pertumbuhan populasi seperti yang dituangkannya dalam "the Essay on the Principle of Population"; dan diluar segala kontroversi yang ditimbulkannya, Sudut Pandang Thomas Robert Malthus mengenai pertumbuhan populasi telah banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern, mulai dari ekonomi, biologi, hingga kedokteran.
logo
Berbagi Ilmu Itu Indah.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Related Posts

    Buka Komentar
    Tutup Komentar

    Belum ada Komentar untuk "Memahami Teori Pertumbuhan Populasi Thomas Robert Malthus Yang wajib Kita Tau"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel