Hakikat Pembangunan Manusia (Human Development) Yang wajib Kita Tau
Hal mendasar mengenai materi Hakikat Pembangunan Manusia (Human Development), bahwa setiap warga negara wajib mempunyai kepahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini dikarenakan dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Ini mengajarkan kita bagaimana Tips membuat pilihan, yang sangat penting dalam bisnis.
Hakikat Pembangunan Manusia (Human Development)
Di era modern saat ini, konsep pembangunan manusia (human development) telah mendapatkan pergeseran makna. bila dua hingga dengan tiga dekade lalu, pembangunan manusia diukur semata-mata berdasarkan mata pencaharian yang dimiliki individu sebagai simbol Hartah dan kesejahteraan ekonomi, maka kini makna pembangunan manusia berkembang lebih jauh, termasuk aktifitas pekerjaan sukarela serta pekerjaan kreatif yang memperkaya kehidupan individu. Tulisan ini dimaksudkan untuk membahas mengenai hakikat dan dimensi pembangunan manusia.
The United Nations Development Programme (UNDP) menyatakan bahwa dimensi pembangunan manusia terdiri dari dua aspek: pertama, peningkatan kemampuan manusia yang terdiri dari peningkatan hidup yang lebih lama dan sehat, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan standar kehidupan yang layak.
Sedangkan yang kedua merupakan penciptaan kondisi yang memungkinkan terciptanya pembangunan manusia. Beberapa elemen yang terkait dengan hal tersebut merupakan: partisipasi dalam politik dan komunitas, kondisi lingkungan dalam jangka panjang, hak dan rasa aman untuk setiap individu, serta terciptanya kesetaraan dan keadilan sosial (United Nations Development Programme, Human Development Report 2017).
Pembangunan manusia diawali dengan membagikan pemahaman mengenai konsep pekerjaan. di dasarnya pekerjaan membagikan rasa aman dengan cara ekonomi. Pekerjaan juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, serta proses kesetaraan gender. Namun lebih dari itu, pekerjaan juga Bisa termanifestasi sebagai aksi kepedulian terhadap sesama dengan membangun keterikatan diantara keluarga, komunitas, dan masyarakat.
Pekerjaan tidak lagi sekadar melonjakkan Hartah fisik/ekonomi, namun juga memperluas pengetahuan yang di akhirnya membentuk nilai budaya dan peradaban. Intinya, pekerjaan menciptakan potensi, kreativitas, dan semangat manusia.
Dari perkembangan tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama pembangunan tidak semata-mata melonjakkan pendapatan, akan tetapi juga membagikan kesempatan seluas-luasnya kepada individu dalam kaitannya dengan pemenuhan hak-hak asasi manusia, kebebasan menentukan pilihan, kemampuan dan kesempatan, serta kehidupan yang lebih lama, kreatif, dan sehat.
Untuk mengukur tingkat pembangunan manusia, maka diciptakanlah seperangkat instrumen yang Bisa diterapkan diberbagai negara, sekaligus menjadi acuan (benchmark) dalam menilai seberapa jauh perkembangan pembangunan manusia.
Dalam hal ini, UNDP memakai satu perangkat alat ukur yang dinamakan Human Development Index (HDI) atau indeks pembangunan manusia. HDI diciptakan dengan penekanan bahwa individu dengan kapabilitasnya mesti menjadi ukuran utama pembangunan suatu negara; dengan Perkataan lain, kemampuan/keterampilan manusia bukan semata-mata ditujukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.
Lebih jauh, indeks pembangunan manusia (HDI) merupakan ringkasan pencapaian rata-rata beberapa dimensi, yakni: kehidupan yang sehat, pengetahuan yang dikuasai, serta standar kehidupan yang layak.
Dimensi kesehatan ditentukan oleh angka Asa hidup, dimensi pendidikan/pengetahuan diukur dari berapa lama individu (yang berumur 25 tahun) berada dibangku sekolah, serta tingkat kehadiran di sekolah. Sementara dimensi standar kehidupan diukur dari pendapatan nasional bruto per kapita (www.undp.org).
Kritik terhadap HDI ialah bahwa ada elemen-elemen penting dalam konsep pembangunan yang justru tidak dimasukkan kedalam kriteria Evaluasi, antara lain: kemiskinan, ketidakadilan, hak asasi manusia, dan beberapa faktor lain.
Sementara itu ada beberapa referensi lain yang menyatakan gagasan mengenai konsep serta indeks pembangunan manusia dari perspektif yang berbeda. Salah satu contoh merupakan yang dikemukakan oleh Stiglitz, Sen, dan Fitoussi yang menyatakan bahwa pembangunan manusia diukur berdasarkan: kesehatan, pendidikan, keamanan dari segi ekonomi, keseimbangan waktu, partisipasi politik dan pemerintahan, hubungan sosial, kondisi lingkungan, keamanan pribadi, dan tingkat kualitas kehidupan (Stiglitz, J.E., Sen, A., in addition to Fitoussi, J.P., Report by the Commision on the Measurement of Economic Performance in addition to Social Progress, 2009).
Dilain pihak, dalam penelitian yang dilakukan oleh Alkire, konsep pembangunan manusia diterangkan sebagai berikut:
Sebagai kesimpulan, ada berbagai sudut pandang dalam membagikan makna atas pembangunan manusia. Beberapa karakteristik dan dimensi Evaluasi yang digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Ini menunjukkan bahwa hakikat pembangunan manusia itu sendiri terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban dan pengetahuan. **
Artikel Ekonomi :
Persoalan Ketidaksetaraan didalam dan Antar Negara
Kesehatan, Pendidikan, dan Kesetaraan Gender dalam Sustainable Development Goals
Sustainable Development Goals: mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan
Pembangunan Berperspektif Kesetaraan Gender (Gender Equality)
The United Nations Development Programme (UNDP) menyatakan bahwa dimensi pembangunan manusia terdiri dari dua aspek: pertama, peningkatan kemampuan manusia yang terdiri dari peningkatan hidup yang lebih lama dan sehat, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan standar kehidupan yang layak.
Sedangkan yang kedua merupakan penciptaan kondisi yang memungkinkan terciptanya pembangunan manusia. Beberapa elemen yang terkait dengan hal tersebut merupakan: partisipasi dalam politik dan komunitas, kondisi lingkungan dalam jangka panjang, hak dan rasa aman untuk setiap individu, serta terciptanya kesetaraan dan keadilan sosial (United Nations Development Programme, Human Development Report 2017).
Pembangunan manusia diawali dengan membagikan pemahaman mengenai konsep pekerjaan. di dasarnya pekerjaan membagikan rasa aman dengan cara ekonomi. Pekerjaan juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan, serta proses kesetaraan gender. Namun lebih dari itu, pekerjaan juga Bisa termanifestasi sebagai aksi kepedulian terhadap sesama dengan membangun keterikatan diantara keluarga, komunitas, dan masyarakat.
Pekerjaan tidak lagi sekadar melonjakkan Hartah fisik/ekonomi, namun juga memperluas pengetahuan yang di akhirnya membentuk nilai budaya dan peradaban. Intinya, pekerjaan menciptakan potensi, kreativitas, dan semangat manusia.
Dari perkembangan tersebut, maka ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama pembangunan tidak semata-mata melonjakkan pendapatan, akan tetapi juga membagikan kesempatan seluas-luasnya kepada individu dalam kaitannya dengan pemenuhan hak-hak asasi manusia, kebebasan menentukan pilihan, kemampuan dan kesempatan, serta kehidupan yang lebih lama, kreatif, dan sehat.
Untuk mengukur tingkat pembangunan manusia, maka diciptakanlah seperangkat instrumen yang Bisa diterapkan diberbagai negara, sekaligus menjadi acuan (benchmark) dalam menilai seberapa jauh perkembangan pembangunan manusia.
Dalam hal ini, UNDP memakai satu perangkat alat ukur yang dinamakan Human Development Index (HDI) atau indeks pembangunan manusia. HDI diciptakan dengan penekanan bahwa individu dengan kapabilitasnya mesti menjadi ukuran utama pembangunan suatu negara; dengan Perkataan lain, kemampuan/keterampilan manusia bukan semata-mata ditujukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi.
Lebih jauh, indeks pembangunan manusia (HDI) merupakan ringkasan pencapaian rata-rata beberapa dimensi, yakni: kehidupan yang sehat, pengetahuan yang dikuasai, serta standar kehidupan yang layak.
Dimensi kesehatan ditentukan oleh angka Asa hidup, dimensi pendidikan/pengetahuan diukur dari berapa lama individu (yang berumur 25 tahun) berada dibangku sekolah, serta tingkat kehadiran di sekolah. Sementara dimensi standar kehidupan diukur dari pendapatan nasional bruto per kapita (www.undp.org).
Kritik terhadap HDI ialah bahwa ada elemen-elemen penting dalam konsep pembangunan yang justru tidak dimasukkan kedalam kriteria Evaluasi, antara lain: kemiskinan, ketidakadilan, hak asasi manusia, dan beberapa faktor lain.
Sementara itu ada beberapa referensi lain yang menyatakan gagasan mengenai konsep serta indeks pembangunan manusia dari perspektif yang berbeda. Salah satu contoh merupakan yang dikemukakan oleh Stiglitz, Sen, dan Fitoussi yang menyatakan bahwa pembangunan manusia diukur berdasarkan: kesehatan, pendidikan, keamanan dari segi ekonomi, keseimbangan waktu, partisipasi politik dan pemerintahan, hubungan sosial, kondisi lingkungan, keamanan pribadi, dan tingkat kualitas kehidupan (Stiglitz, J.E., Sen, A., in addition to Fitoussi, J.P., Report by the Commision on the Measurement of Economic Performance in addition to Social Progress, 2009).
Dilain pihak, dalam penelitian yang dilakukan oleh Alkire, konsep pembangunan manusia diterangkan sebagai berikut:
- Pembangunan manusia ditujukan untuk memperbesar kebebasan individu untuk menjalankan dan menjadi sesuatu yang menurut mereka bernilai. dengan cara prinsip, pembangunan manusia semestinya memberdayakan manusia; atau dengan Perkataan lain Bisa dinyatakan bahwa pembangunan manusia sudah semestinya menjadikan manusia sebagai titik perhatian utama.
- Pembangunan manusia mencakup kebebasan dasar yang berkaitan dengan kehidupan manusia, dan ini berlaku untuk semua negara.
- Pembangunan manusia merupakan pembangunan yang dilakukan oleh manusia, berkaitan dengan manusia, dan ditujukan untuk manusia. Dalam hal ini tidak mengenal apakah manusia tersebut miskin atau pun kaya, sebagai seorang pribadi ataupun sebagai anggota komunitas masyarakat. Intinya merupakan manusia yang menjadi pemeran utama.
- Pembangunan manusia menetapkan skala prioritas dengan memakai prinsip-prinsip tertentu, antara lain dengan memasukkan faktor pengentasan kemiskinan, keadilan, efisiensi, partisipasi, kesinambungan, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan sebagainya.
- Pembangunan manusia mempunyai sifat multidimensional dan setiap komponen didalamnya mempunyai keterkaitan. Oleh karenanya diperlukan sudut pandang yang menyeluruh (holistic) dalam menerapkannya.
Sebagai kesimpulan, ada berbagai sudut pandang dalam membagikan makna atas pembangunan manusia. Beberapa karakteristik dan dimensi Evaluasi yang digunakan dalam mengukur tingkat pembangunan manusia menyesuaikan diri dengan perubahan jaman. Ini menunjukkan bahwa hakikat pembangunan manusia itu sendiri terus berkembang seiring dengan berkembangnya peradaban dan pengetahuan. **
Artikel Ekonomi :
Persoalan Ketidaksetaraan didalam dan Antar Negara
Kesehatan, Pendidikan, dan Kesetaraan Gender dalam Sustainable Development Goals
Sustainable Development Goals: mewujudkan pembangunan yang berkesinambungan
Pembangunan Berperspektif Kesetaraan Gender (Gender Equality)
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Hakikat Pembangunan Manusia (Human Development) Yang wajib Kita Tau"
Posting Komentar