. Venezuela: Krisis Ekonomi dan Ketergantungan di Minyak Bumi Yang wajib Kita Tau - Artikel Pendidikan Ekonomi

Venezuela: Krisis Ekonomi dan Ketergantungan di Minyak Bumi Yang wajib Kita Tau


Hal Fundamental seputar materi Venezuela: Krisis Ekonomi dan Ketergantungan di Minyak Bumi, bila setiap warga negeri wajib mempunyai kepahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini dikarenakan dengan kemajuan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Kemampuan ilmu ekonomi misalnya pengambilan keputusan: apa yang wajib dilakukan pemerintah untuk mengurangi defisit anggaran


Venezuela: Krisis Ekonomi dan Ketergantungan di Minyak Bumi


Beberapa waktu terakhir, Venezuela (the Bolivarian Republic of Venezuela) menjadi perhatian dunia internasional karena situasi domestik yang bergejolak. Negara dengan Hartah minyak bumi yang melimpah tersebut menemui resesi ekonomi yang tak kunjung usai. Masalah politik dan ekonomi dalam negeri telah menjerumuskan negara yang menjadi langganan juara kontes kecantikan internasional (international beauty pageants) dalam krisis berkepanjangan. Tulisan ini akan menyoroti kondisi perekonomian Venezuela dan faktor-faktor yang memicu krisis.

Venezuela: Krisis Ekonomi dan Ketergantungan di Minyak Bumi
Terletak di kawasan Amerika Selatan dengan luas area mencapai 912,050 km2, Venezuela mempunyai sumber minyak bumi dan gas alam yang sangat berlimpah.

Besarnya cadangan minyak bumi menempatkan Venezuela menjadi salah satu anggota negara pengekspor minyak (the Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC). Hartah itu pula yang membuat Venezuela masuk dalam kategori negara berpendapatan tinggi (high-income country).

Menurut data yang termuat dalam the United Nations Statistical Division, Venezuela mempunyai populasi penduduk sebanyak 30.8 juta jiwa di 2013. Di tahun tersebut, Venezuela mencatatkan Gross Domestic Product (GDP) sebesar US$ 371.34 milliar (data.un.org).

Melimpahnya persediaan minyak bumi (oil bonanza) membuat negara ini menikmati keuntungan besar dari hasil penjualan minyak mentah di pasar global. Era kejayaan tersebut dirasakan Venezuela sejak periode 1970’an hingga pertengahan 2008.

Lebih lanjut, sejak jatuhnya pemerintahan lama dan digantikan oleh rezim baru dibawah kepemimpinan Presiden Hugo Chavez mulai akhir 1998, Hartah minyak bumi dan gas alam digunakan sebagai instrumen utama dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi nasional.

Delapan tahun pertama kepemimpinan Presiden Hugo Chavez, yakni antara 1998-2006, mencatatkan pembangunan sosial-ekonomi domestik yang signifikan, ditandai dengan beberapa indikator ekonomi seperti tersebut dibawah ini:
  • Hasil ekspor minyak mentah Venezuela berkontribusi hingga 50% dari total Gross Domestic Product (GDP), bahkan besaran GDP pernah meningkat hingga dengan 95% di periode tersebut.
  • Penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan, dimana total angka kemiskinan menurun dari 49% menjadi 33.1%, dengan kemiskinan ekstrim menyusut dari 25.5% menjadi 10.2%.
  • Di sektor kesehatan terjadi penurunan angka kematian bayi dari 12.5 kematian/1,000 kelahiran di 1998 menjadi 10 kematian/1,000 kelahiran di 2006.
  • Bidang pendidikan mencapai kenaikan tingkat melek huruf (literacy) hingga 95%, atau setara dengan 1.1 juta penduduk.
  • Tingkat pengangguran menurun dari 13.9% menjadi 10% dari total populasi penduduk.
(Schall-Emden, J, Venezuela, Oil Economies along with Social Welfare, Centre Studi di Politica Internazionale, March, 2009).

Namun demikian, sejak pertengahan 2008 terjadi krisis ekonomi global yang melanda hampir seluruh negara di dunia, tak terkecuali Venezuela. Setelah menikmati masa keemasan dan stabilitas politik-ekonomi, negeri ini terguncang hebat karena merosotnya harga minyak mentah dunia dan melemahnya laju perekonomian global. Bisa dikatakan bahwa mulai pertengahan 2008, Venezuela memasuki halaman pertama resesi ekonomi.

Sebagai catatan, di periode tersebut harga minyak mentah dunia anjlok lebih dari 50%, yang semula berkisar di angka US$ 130/barrel merosot hingga menjadi US$ 64/barrel, bahkan di tahun 2017 harga minyak mentah dunia pernah menyentuh level terendah di kisaran US$ 28/barrel.

Anjloknya harga minyak mentah dunia menyingkap fakta bahwa fundamental ekonomi Venezuela ternyata sangat rapuh.

Beberapa data ekonomi mengindikasikan buruknya situasi perekonomian domestik Venezuela, antara lain:
  • proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2010 menukik hingga minus 6.2% dan sedikit membaik menjadi minus 1.2 % di 2011.
  • peningkatan angka pengangguran hingga lebih dari 60%.
  • jatuhnya nilai mata uang Bolivar sehingga menurunkan daya beli masyarakat.
  • kenaikan inflasi dari Januari-September 2013 mencapai 38.7%.
  • terjadi kelangkaan bahan pangan.
  • survei publik yang mengungkapkan bahwa lebih dari 72% penduduk Venezuela membagikan persepsi negatif terhadap situasi domestik Venezuela.
(Serbin, A, Venezuela in Crisis: Economic along with Political Conflict Drivers within the Post-Chavez Era, GPPAC, March, 2014).

Sementara laporan lain menyatakan bahwa di 2017, inflasi negara tersebut pernah mencapai 180%, salah satu angka inflasi tertinggi yang pernah ada. Di tahun yang sama terjadi kontraksi ekonomi hingga 5.7% dan defisit anggaran belanja sebesar 60%.

Masalah lain yang membelit negara ini yaitu tingginya angka korupsi. Menurut laporan Transparency International, indeks korupsi Venezuela di 2017 berada di angka 17, menempatkannya di peringkat 158 dari 167 negara (Transparency International, Corruption Perceptions Index 2017).

Selain korupsi, tindak kejahatan yang masif terjadi di Venezuela yaitu penyelundupan dan perdagangan narkotika.

Disamping masalah ekonomi, Venezuela juga menemui konflik politik dalam negeri yang berkepanjangan, terutama sepeninggal Presiden Hugo Chavez (2013) yang setelah itu digantikan penerusnya, Nicolas Maduro.

Dari sudut pandang ekonomi, terdapat setidaknya dua faktor elementer yang memicu terjadinya krisis di Venezuela, yaitu:
  1. ketergantungan yang tinggi di produksi minyak bumi, sehingga saat harga minyak mentah di pasar internasional anjlok, perekonomian domestik Venezuela pun terkena imbasnya.
  2. lingkungan usaha yang tidak kompetitif Sebab maraknya korupsi serta fundamental ekonomi yang tidak mendukung iklim investasi.
Kesimpulan, diluar konflik politik, ketergantungan di minyak bumi membuat Venezuela terlena, sehingga saat harga minyak mentah dunia jatuh, Venezuela pun terjerembab dalam krisis ekonomi. **
Artikel Ekonomi :
Arab Saudi, Ancaman Krisis Ekonomi Dibalik Melimpahnya Cadangan Minyak Bumi
Memotret Madagaskar: Kemiskinan, Malnutrisi, dan Instabilitas Politik Dalam Negeri
saat Sistem Perekonomian Tertutup Menjadi Pilihan: tinjauan ekonomi Korea Utara
Mencermati Krisis Ekonomi Yunani
logo
Berbagi Ilmu Itu Indah.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Related Posts

    Buka Komentar
    Tutup Komentar

    Belum ada Komentar untuk "Venezuela: Krisis Ekonomi dan Ketergantungan di Minyak Bumi Yang wajib Kita Tau"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel