. Berita Ekonomi : Pemerintah Gusar, Pencapaian Ekonomi Tahun Ini Jauh Dari Sasaran Yang Wajib Kita Tau - Artikel Pendidikan Ekonomi

Berita Ekonomi : Pemerintah Gusar, Pencapaian Ekonomi Tahun Ini Jauh Dari Sasaran Yang Wajib Kita Tau


inti mendasar dari materi Berita Ekonomi : Pemerintah Gusar, Pencapaian Ekonomi Tahun Ini Jauh Dari Sasaran, bila setiap warga negara wajib mempunyai kemampuan pemahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Ekonomi mengajarkan bagaimana membuat keputusan yang tepat. Ini mengajarkan kita bagaimana Tips membuat pilihan, yang sangat penting dalam bisnis.


Berita Ekonomi : Pemerintah Gusar, Pencapaian Ekonomi Tahun Ini Jauh Dari Sasaran



pertumbuhan ekonomi
Berita Ekonomi - Indonesia diperkirakan akan mendapatkan pencapaian ekonomi mencapai 5,9 persen di tahun ini. Namun persentase pencapaian ekonomi tersebut masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan yang diharapkan pemerintah dalam asumsi dasar ekonomi makro di Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) di tahun 2017 yang ditargetkan sebesar 6,2 persen.

Seperti yang dikatakan oleh Enny Sri Hartati, perubahan koreksi pertumbuhan ekonomi ini diakibatkan oleh pemerintah yang akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang direncanakan bulan ini. Dikatakannya, saat terjadi kenaikan harga BBM maka akan melonjakkan pertumbuhan ekonomi di kisaran 8 - 8,5 persen. Ini jauh dari asumsi pemerintah yang memperkirakan Bisa mencapai 7,2 persen.

Dia juga mengatakan, konsumsi rumah tangga merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dimana bila terjadi inflasi yang cukup tinggi, daya beli masyarakat akan berkurang yang mengakibatkan permintaan konsumsi akan berkurang. "Pertumbuhan ekonomi akan menunjukan tren negatif Sebab dipengaruhi oleh penurunan konsumsi ini," ujarnya 

di 2017 lalu pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level 6,23 persen, dimana 54,56 persen diwakili oleh komponen pengeluaran rumah tangga. Pembentukan modal tetap bruto sebesar 33,16 persen, impor 25,81 persen, ekspor 24,26 persen dan sisanya sebesar 8,89 persen merupakan konsumsi pemerintah.

Di katakannya juga bahwa belanja pemerintah tidak mempunyai visi tapi hanya berputar di bantuan sosial dan tranfer. Sehingga membuat stimulus pergerakan ekonomi, terutama yang bergerak di sektor riil, tidak akan terjadi. Ini mengakibatkan, tidak optimalnya pertumbuhan sektor riil. "Itu juga akan mempengaruhi investasi. Pergerakan investasi kita tidak akan optimal seperti yang diharapkan dan itu akan berdampak negatif terhadap perekonomian kita," ujarnya

Lebih mendalam lagi, Enny mengatakan, inflasi yang tinggi membuat defisit neraca perdagangan. Berdasarkan data, perdagangan Indonesia per Januari hingga April 2017 mendapatkan defisit mencapai 1,85 miliar dolar AS. Ini akan semakin bertambah bila pemerintah tidak mengambil tindakan untuk menaikan harga BBM.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, di April 2017 neraca perdagangan mencapai total nilai 1,6 miliar dolar AS. Ini terdiri atas defisit migas sebesar 1,2 miliar dolar AS dan dari sektor nonmigas senilai 407,4 juta dolar AS. Menurutnya, terjadinya defisit ini diakibatkan oleh turunnya nilai ekspor yang diakibatkan harga dari beberapa komoditas ekspor nonmigas belum membaik di pasar internasional.

Dilain tempat, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, untuk RAPBN-P 2017 pemerintah telah mengajukan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2 persen dengan inflasi yang diperkirakan 7,2 persen. Angka pertumbuhan ini telah dibahas di rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat dan mendapatkan kesimpulan pemerintah akan mamatok harga pertumbuhan berada di 6,3 persen.

Menurutnya pertumbuhan dan inflasi yang telah dicanangkan itu telah memperhitungkan akan dampak dari kenaikan harga BBM. Itu membuat pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak akan berada di posisi 6 persen kebawah. Chatib mengatakan terkait dengan penyambutan Pemilu 2017 mendatang akan mempengaruhi pergerakan kontribusi komponen pengeluaran rumah tangga.
logo
Berbagi Ilmu Itu Indah.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Related Posts

    Buka Komentar
    Tutup Komentar

    Belum ada Komentar untuk "Berita Ekonomi : Pemerintah Gusar, Pencapaian Ekonomi Tahun Ini Jauh Dari Sasaran Yang Wajib Kita Tau"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel