. Ancaman Nyata Kejahatan di Sektor Pangan (Food Crime) Yang Wajib Kita Tau - Artikel Pendidikan Ekonomi

Ancaman Nyata Kejahatan di Sektor Pangan (Food Crime) Yang Wajib Kita Tau


Pengetahuan Fundamental seputar materi X, bahwa setiap masyarakat negeri wajib mempunyai kepahaman seputar materi ekonomi, hal ini erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Ini mengajarkan kita bagaimana Tips membuat pilihan, yang sangat penting dalam bisnis.


Ancaman Nyata Kejahatan di Sektor Pangan (Food Crime)


Kejahatan di sektor pangan (food crime) menjadi salah satu tantangan besar untuk pembangunan ekonomi suatu negara. Kasus-kasus seperti penimbunan produk pangan (beras, gandum, cabai, dan lain-lain), permainan harga di tingkat ritel (konsumen akhir) melalui mekanisme monopoli dan kartel, serta kerjasama pihak-pihak tertentu dalam mempengaruhi persediaan produk di pasar, berdampak negatif dengan cara makro ataupun mikro ekonomi. Dalam tulisan ini kita akan mencermati bagaimana praktik-praktik kejahatan di sektor pangan dilakukan dan dampaknya untuk ketahanan pangan dan perekonomian negara.

Ancaman Nyata Kejahatan di Sektor Pangan (Food Crime)
Kejahatan di sektor pangan tidak sekali-duakali terjadi di Indonesia. bila kita mengikuti perkembangan berita, maka akan kita dapati banyaknya kasus terkait dengan hal tersebut.

Keterlibatan para pemodal besar yang bekerjasama dengan oknum dari otoritas di sektor pangan membuat semakin sulitnya penyelesaian terhadap persoalan ini (www.kompas.com, Mafia Pangan, Repotnya Memberantas Para “Samurai” dan “Naga”, 3 September 2017). Terlebih, kejahatan itu juga sulit untuk dibuktikan, sehingga setiap kali ada penangkapan oleh aparat berwenang, umumnya praktik kejahatan sudah dilakukan dalam waktu yang cukup lama (www.detik.com, Banyak Mafia Pangan di RI, Tapi Sulit Ditangkap, Senin 24 Agustus 2017).

Sementara untuk memerangi kejahatan di sektor pangan, pemerintah Inggris membentuk kesatuan khusus bernama The National Food Crime Unit (NFCU) di 2014, yang bertanggungjawab dalam mengawasi serta menginvestigasi terjadinya pelanggaran Anggaran di sektor pangan. wajib dicatat bahwa nilai industri pangan (makanan dan minuman) di Inggris di 2018 mencapai £ 0 miliar (setara Rp 3,480 triliun, dengan asumsi £ 1 = Rp 17,400), atau sekitar 11% dari total perekonomian Inggris.

Meskipun tidak ada data rinci mengenai kejahatan di sektor pangan, namun di 2013 aja, praktik kecurangan ekonomi disinyalir mencapai 3% dari total Gross Domestic Product (GDP) Inggris, atau senilai £ 52 miliar (Food Standards Agency, Food Crime, Annual Strategic Assessment: A 2018 Baseline).

dengan cara umum kejahatan di sektor pangan (food crime) dipandang sebagai kecurangan yang dilakukan terkait dengan produksi dan/atau penyediaan produk pangan, yang berdampak serius di konsumen, industri pangan, dan/atau kepentingan publik. Kejahatan tersebut Bisa berada ditiap rantai aktivitas ekonomi, mulai dari produksi, logistik, penjualan, hingga pembuangan.

Adapun praktik-praktik kejahatan di sektor pangan antara lain berupa:
  • Adulteration, yakni menambahkan zat tertentu di produk yang berkualitas rendah sehingga menjadi produk berkualitas tinggi, tanpa adanya perubahan (pengolahan) terhadap produk pangan tersebut.
  • Substitution, yakni mengganti sebagian dan/atau seluruh produk pangan dengan produk pangan lain tanpa membagikan keterangan (misalnya produk daging sapi diganti sebagian/seluruhnya dengan daging babi yang harganya lebih murah).
  • Diversion, yakni memakai produk pangan yang sudah rusak dan/atau busuk melalui proses pengolahan tertentu, dan menjualnya dengan harga setara produk berkualitas tinggi.
  • Misinterpretation, yaitu menjual produk dengan nama tertentu, namun tidak benar di kenyataannya (misalnya menyatakan bahwa produk pangan yang dijual berkualitas A, padahal sesungguhnya hanya berkualitas C).

Sedangkan kerugian-kerugian karena kejahatan di sektor pangan diantaranya:
  • Dari sisi konsumen, kejahatan di sektor pangan menurunkan daya beli masyarakat; dan cenderungnya, konsumen tidak selalu menyadari bahwa mereka telah menjadi korban kejahatan (misalnya membeli produk pangan dengan harga yang lebih tinggi daripada yang seharusnya).
  • Dari sisi investasi, kejahatan ini berpengaruh negatif terhadap tingkat kepercayaan investor, terutama yang bergerak di sektor pangan, sehingga berpotensi menurunkan nilai investasi.
  • Dari perspektif makro ekonomi, kejahatan di sektor pangan mengakibatkan kerugian keuangan negara, Sebab pemerintah mesti mengeluarkan anggaran tertentu untuk menjaga stabilitas harga dan meminimalisir dampak yang lebih buruk (misalnya melalui operasi pasar, membuka keran impor, dan sebagainya).

Sebagai catatan akhir, dalam upaya memelihara ketahanan pangan, terdapat dua hal penting yang wajib ada, yakni persediaan pangan dan harga yang stabil, serta akses yang mudah untuk mendapatkannya. Terkait dengan hal tersebut, maka kejahatan di sektor pangan (food crime) dengan cara nyata menimbulkan dampak buruk untuk ketahanan pangan ataupun perekonomian negara. **
Artikel Ekonomi :
Kartel, Struktur Pasar Monopolistik, dan Inefisiensi Ekonomi
Perkembangan Produksi Beras Dunia di 2018
Problem Ketahanan Pangan Global (Global Food Security)
Perekonomian di Sektor Pertanian: menengok ke negeri Sakura
logo
Berbagi Ilmu Itu Indah.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Related Posts

    Buka Komentar
    Tutup Komentar

    Belum ada Komentar untuk "Ancaman Nyata Kejahatan di Sektor Pangan (Food Crime) Yang Wajib Kita Tau"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel