. Mengunjungi Qatar: antara Hartah ekonomi dan dinamika konflik kawasan Yang wajib Kita Tau - Artikel Pendidikan Ekonomi

Mengunjungi Qatar: antara Hartah ekonomi dan dinamika konflik kawasan Yang wajib Kita Tau


Pengetahuan Fundamental dari materi X, bahwa setiap masyarakat negeri wajib mempunyai kepahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini erat kaitannya dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Ekonomi mengajarkan bagaimana membuat keputusan yang tepat. Ini mengajarkan kita bagaimana Tutorial membuat pilihan, yang sangat penting dalam bisnis.


Mengunjungi Qatar: antara Hartah ekonomi dan dinamika konflik kawasan


Dalam tulisan ini kita akan mengunjungi Qatar, suatu negara kaya di Semenanjung Arab, yang dalam beberapa bulan terakhir menjadi sorotan publik karena konflik diplomatik dengan beberapa negara tetangga.

Mengunjungi Qatar: antara Hartah ekonomi dan dinamika konflik kawasan
Qatar merupakan negara berbentuk kerajaan (state monarchy) yang dipimpin oleh seorang Emir, terletak di kawasan Timur Tengah (Asia Barat Daya), mempunyai luas wilayah sekitar 11.5 ribu km2 dan populasi penduduk kurang-lebih sebanyak 2.67 juta jiwa di 2018. Negara yang ber’ibukota Doha ini menghasilkan Gross Domestic Product (GDP) tak kurang dari US$ 334.5 miliar (PPP based) di 2018 dan GDP per kapita mencapai US$ 129.7 ribu (www.indexmundi.com).

Sebagai informasi, besarnya GDP per kapita Qatar di 2018 tersebut membuatnya menjadi negara dengan pendapatan per kapita tertinggi di dunia berdasarkan data the International Monetary Fund (www.imf.org, GDP based on PPP per capita).

Sementara menurut laporan International Gas Union, Qatar merupakan negara pengekspor gas alam cair (Liquefied Natural Gas) terbesar di dunia. Tercatat di 2018 aja, Qatar mengekspor produk LNG sebanyak 77.2 juta ton atau setara dengan 29.9% pangsa pasar dunia. Capaian ini berada jauh diatas Australia yang berada diposisi kedua dengan pangsa pasar 17.2%. Besarnya kuantitas produk LNG di Qatar didukung oleh adanya efisiensi produksi dan rendahnya biaya operasional, sehingga menjadikan harga produk tersebut menjadi lebih kompetitif di pasar dunia. Adapun konsumen utama produk LNG antara lain Jepang, China, dan India (International Gas Union, 2017 World LNG Report, 2017).

Sedangkan dari sisi populasi penduduk, lebih dari 50% masyarakat yang tinggal di Qatar merupakan warga pendatang, bagus dari daratan Asia, Eropa, ataupun Amerika Serikat. Sebagian dari mereka bekerja dalam karir profesional, sementara yang lain bekerja di sektor informal.

Sebab sistem pemerintahan yang bersifat absolut, Qatar tidak mengenal pemilihan umum. Pemimpin tertinggi ditentukan dengan cara turun-temurun dari keluarga Emir yang berkuasa, meskipun dalam beberapa kali suksesi kepemimpinan disertai dengan perselisihan.

Selain itu, pemerintah Qatar juga membatasi hak berkumpul dan berserikat untuk warga negara’nya, Sebab dianggap berpotensi menjadi ancaman untuk stabilitas pemerintahan. Bisa dikatakan tidak ada kebebasan berpendapat di depan publik dan membentuk organisasi kemasyarakatan di negeri ini.

Terkait dengan perekonomian domestik, semenjak diberlakukannya sanksi politik-ekonomi-perdagangan oleh beberapa negara tetangga, diantaranya Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, serta Mesir di awal Juni 2017, ekonomi Qatar merasakan dampak negatif yang signifikan.

Penutupan lalu-lintas perdagangan, bagus melalui jalur darat, Bahari, ataupun udara yang dialami Qatar membuat pasar saham negara tersebut tumbang hingga mencapai 10% atau setara dengan US$ 15 miliar, kejatuhan terbesar sejak krisis ekonomi dunia 2008-2009.

Sebab Qatar bukanlah negara produsen produk pangan, maka negara ini banyak bergantung di pasokan pangan dari negara lain, dimana 0% pasokan tersebut didatangkan dari negara tetangga seperti Arab Saudi; sehingga saat pasokan pangan dihentikan, terjadilah gejolak di pasar konsumsen. Harga pangan melonjak tinggi sementara stok yang tersedia semakin sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut, Turki dan Rusia ikut membantu menyuplai produk pangan mereka ke Qatar.

Persoalan lain merupakan terganggunya lalu-lintas penerbangan dari dan menuju Qatar. karena pelarangan untuk maskapai penerbangan Qatar untuk berlabuh di bandar udara negara tetangga, biaya operasional pesawat menjadi semakin mahal, sementara waktu tempuh penerbangan menjadi semakin panjang. Terjadinya in-efisiensi ini jelas merugikan dengan cara ekonomi.

Terdapat berbagai alasan yang membuat Qatar menjalani pengucilan, antara lain Qatar dianggap menjadi salah satu basis sekaligus penyandang dana untuk aksi terorisme. Selain itu kedekatan Qatar dengan Iran dan Rusia (yang notabene merupakan rival utama Arab Saudi yang didukung Amerika Serikat) menjadikan konflik kawasan tersebut menjadi semakin dinamis dan multidimensional.

Perkembangan terakhir menyebutkan bahwa Arab Saudi dan sekutunya telah mengajukan klausul untuk penghapusan sanksi untuk Qatar. Adapun isi klausul tersebut antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, tidak bekerjasama dengan organisasi teroris, menghentikan semua bantuan untuk kegiatan terorisme, serta menutup jaringan berita Al Jazeera. Namun dipihak lain, Qatar menampik semua tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa tudingan-tudingan itu merupakan sesuatu yang tidak berdasar (www.bbc.com, Qatar crisis: Saudi-led allies stand firm, 30 July 2017).

Catatan akhir, sebagai negara yang berlimpah dengan sumber alam dan menjadikannya sebagai salah satu negara terkaya di dunia, Qatar menghadapi gejolak dengan beberapa negara se-kawasan, sehingga mempengaruhi perekonomian domestik’nya. Akan sangat menarik untuk dinantikan bagaimana kelanjutan dari dinamika tersebut. **
Artikel Ekonomi :
Perekonomian Hong Kong: pusat kemajuan ekonomi Asia
Perkembangan Ekonomi Asia 2018 dan Prospek Perekonomian Asia 2017
Perekonomian Uni Emirat Arab, Kemegahan Dunia di Semenanjung Arab
Arab Saudi, Ancaman Krisis Ekonomi Dibalik Melimpahnya Cadangan Minyak Bumi
logo
Berbagi Ilmu Itu Indah.
  • Facebook
  • WhatsApp
  • Instagram
  • Subscribe Our Newsletter

    Related Posts

    Buka Komentar
    Tutup Komentar

    Belum ada Komentar untuk "Mengunjungi Qatar: antara Hartah ekonomi dan dinamika konflik kawasan Yang wajib Kita Tau"

    Posting Komentar

    Iklan Atas Artikel

    Iklan Tengah Artikel 1

    Iklan Tengah Artikel 2

    Iklan Bawah Artikel