Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Yang wajib Kita Ketahui
Pengetahuan mendasar dari materi Bank Sentral dan Kebijakan Moneter, bila setiap warga negeri wajib mempunyai kemampuan pemahaman seputar materi ekonomi, hal ini dikarenakan dengan kemajuan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. Misalnya, karir paling populer yang Bisa dikejar kebanyakan dengan gelar ekonomi. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Kemampuan ilmu ekonomi misalnya pengambilan keputusan: Apa yang wajib dilakukan bisnis untuk menaikkan margin keuntungan.
Bank Sentral dan Kebijakan Moneter
di artikel sebelumnya, kita telah menyinggung mengenai kebijakan fiskal beserta elemen-elemen didalamnya. Disitu juga dipelajari mengenai implementasi kebijakan fiskal, bagus dari sisi perpajakan (taxation) ataupun dari sisi pengeluaran pemerintah (government expenditure).
Selain pemerintah, ada satu institusi lain yang mempunyai fungsi penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui institusi ini, kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi ditentukan, dan kebijakan-kebijakan tersebut ikut menentukan kearah mana perekonomian bergerak.
Beberapa contoh dari institusi tersebut antara lain: Bank Indonesia, the Federal Reserve (The Fed), the European Central Bank (ECB), dan the People’s Bank of China (PBOC). Ya, kita sedang membicarakan bank sentral (central bank). Bank sentral yaitu institusi negara yang bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan dalam bidang moneter.
dengan cara konseptual, kebijakan moneter yaitu kebijakan yang diambil oleh bank sentral dalam menentukan jumlah persediaan uang (money supply), tingkat suku bunga, dan peraturan untuk institusi keuangan/bank komersial (Samuelson along with Nordhaus, Economics, 2002).
bila dijabarkan lebih detil, beberapa poin yang menjadi fungsi bank sentral antara lain yaitu:
Hal penting yang wajib dicatat yaitu bahwa besarnya jumlah persediaan uang akan mempengaruhi variabel ekonomi dan keuangan, seperti misalnya: suku bunga bank komersial (suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan), harga barang konsumsi, harga saham dan surat berharga lain, serta nilai tukar mata uang.
Dalam contoh sederhana Bisa kita jelaskan sebagai berikut: apabila bank sentral hendak mengurangi peredaran uang di pasar, maka ia akan mengambil kebijakan dengan melonjakkan suku bunga bank sentral. Berhubung suku bunga bank sentral meningkat, pelaku ekonomi akan cenderung menanamkan investasinya di sektor perbankan (tabungan, deposito). Hal ini terjadi Sebab suku bunga simpanan bank komersial akan ikut terkerek naik. Imbas berikutnya yaitu menguatnya nilai tukar mata uang.
Sebaliknya, bila perekonomian sedang Lemah dan sektor usaha menemui perlambatan, bank sentral biasanya mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga, sehingga Bisa menstimulasi aktivitas ekonomi. Dengan turunnya suku bunga bank, pelaku ekonomi akan memindahkan investasi mereka ke sektor riil (properti, manufaktur, dan sebagainya). Turunnya suku bunga juga dimanfaatkan oleh para kreditur untuk menjalankan pinjaman produktif ke bank dalam rangka menjalankan bisnis.
Jadi Bisa ditarik kesimpulan bahwa bagus bank sentral (pengambil kebijakan moneter) ataupun pemerintah (pengambil kebijakan fiskal) sama-sama membagikan andil besar dalam menentukan roda perekonomian.
Sebagai informasi tambahan, dalam ilmu ekonomi dikenal beberapa mazhab (aliran pemikiran), misalnya mazhab klasik, keynesian, monetaris, neo-klasik dan sebagainya. Perbedaan pemikiran-pemikiran itu antara lain terletak di pengambilan sudut pandang atas permasalahan ekonomi serta pendekatan-pendekatan (metode) yang digunakan sebagai solusinya. **
Artikel Ekonomi :
Devaluasi Yuan: mengapa menjadi sorotan?
Suku Bunga Bank Sentral: darimana dia berasal?
Apa Yang Terjadi Setelah Quantitative Easing Dihentikan?
Apa Sih Quantitative Easing Itu?
Selain pemerintah, ada satu institusi lain yang mempunyai fungsi penting dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Melalui institusi ini, kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi ditentukan, dan kebijakan-kebijakan tersebut ikut menentukan kearah mana perekonomian bergerak.
Beberapa contoh dari institusi tersebut antara lain: Bank Indonesia, the Federal Reserve (The Fed), the European Central Bank (ECB), dan the People’s Bank of China (PBOC). Ya, kita sedang membicarakan bank sentral (central bank). Bank sentral yaitu institusi negara yang bertanggungjawab terhadap pengambilan keputusan dalam bidang moneter.
dengan cara konseptual, kebijakan moneter yaitu kebijakan yang diambil oleh bank sentral dalam menentukan jumlah persediaan uang (money supply), tingkat suku bunga, dan peraturan untuk institusi keuangan/bank komersial (Samuelson along with Nordhaus, Economics, 2002).
bila dijabarkan lebih detil, beberapa poin yang menjadi fungsi bank sentral antara lain yaitu:
- mengendalikan persediaan uang di pasar.
- menciptakan stabilitas harga.
- mengupayakan tercapainya output ekonomi.
- mengatur bank komersial termasuk dalam hal pemberian kredit (lender of the last resort). menstabilkan makroekonomi terutama di saat krisis ekonomi.
Hal penting yang wajib dicatat yaitu bahwa besarnya jumlah persediaan uang akan mempengaruhi variabel ekonomi dan keuangan, seperti misalnya: suku bunga bank komersial (suku bunga pinjaman dan suku bunga simpanan), harga barang konsumsi, harga saham dan surat berharga lain, serta nilai tukar mata uang.
Dalam contoh sederhana Bisa kita jelaskan sebagai berikut: apabila bank sentral hendak mengurangi peredaran uang di pasar, maka ia akan mengambil kebijakan dengan melonjakkan suku bunga bank sentral. Berhubung suku bunga bank sentral meningkat, pelaku ekonomi akan cenderung menanamkan investasinya di sektor perbankan (tabungan, deposito). Hal ini terjadi Sebab suku bunga simpanan bank komersial akan ikut terkerek naik. Imbas berikutnya yaitu menguatnya nilai tukar mata uang.
Sebaliknya, bila perekonomian sedang Lemah dan sektor usaha menemui perlambatan, bank sentral biasanya mengambil kebijakan menurunkan tingkat suku bunga, sehingga Bisa menstimulasi aktivitas ekonomi. Dengan turunnya suku bunga bank, pelaku ekonomi akan memindahkan investasi mereka ke sektor riil (properti, manufaktur, dan sebagainya). Turunnya suku bunga juga dimanfaatkan oleh para kreditur untuk menjalankan pinjaman produktif ke bank dalam rangka menjalankan bisnis.
Jadi Bisa ditarik kesimpulan bahwa bagus bank sentral (pengambil kebijakan moneter) ataupun pemerintah (pengambil kebijakan fiskal) sama-sama membagikan andil besar dalam menentukan roda perekonomian.
Sebagai informasi tambahan, dalam ilmu ekonomi dikenal beberapa mazhab (aliran pemikiran), misalnya mazhab klasik, keynesian, monetaris, neo-klasik dan sebagainya. Perbedaan pemikiran-pemikiran itu antara lain terletak di pengambilan sudut pandang atas permasalahan ekonomi serta pendekatan-pendekatan (metode) yang digunakan sebagai solusinya. **
Artikel Ekonomi :
Devaluasi Yuan: mengapa menjadi sorotan?
Suku Bunga Bank Sentral: darimana dia berasal?
Apa Yang Terjadi Setelah Quantitative Easing Dihentikan?
Apa Sih Quantitative Easing Itu?
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Bank Sentral dan Kebijakan Moneter Yang wajib Kita Ketahui"
Posting Komentar