Seputar Terbentuknya Bank Dunia (the planet Bank) Yang wajib Kita Tau
Pengetahuan mendasar mengenai materi Seputar Terbentuknya Bank Dunia (the planet Bank), bila setiap warga negeri wajib mempunyai kepahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini dikarenakan dengan kemajuan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Kemampuan ilmu ekonomi misalnya pengambilan keputusan: apa yang wajib dilakukan pemerintah untuk mengurangi defisit anggaran
Seputar Terbentuknya Bank Dunia (the planet Bank)
Selain menjadi awal terbentuknya the International Monetary Fund (IMF), pertemuan di Bretton Woods di Juli 1944 telah menghasilkan kesepakatan untuk mendirikan instituisi yang bertugas untuk mempromosikan pembangunan ekonomi jangka panjang serta mengupayakan pengentasan kemiskinan melalui bantuan teknis dan finansial, terutama di sektor-sektor publik, seperti pembangunan sarana pendidikan dan pusat kesehatan, penyediaan listrik dan air, penanggulangan penyakit, serta pelestarian lingkungan.
Berdasarkan maksud tersebut, dibentuklah institusi Bank Dunia atau the planet Bank (di awalnya bernama the International Bank for Reconstruction in addition to Development/IBRD). Tujuan semula didirikannya Bank Dunia ini ialah untuk membangun perekonomian kawasan Eropa melalui pemberian dana investasi di pembangunan.
Tidak jauh berbeda dari IMF, donatur terbesar dari Forum multinasional ini merupakan Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, dan Inggris; dimana Amerika Serikat tetap menempatkan dirinya sebagai pemegang dominasi atas institusi ini.
Dalam perkembangannya, Bank Dunia menjalani beberapa kali penyesuaian organisasi. Hingga saat ini Bank Dunia mempunyai lima sub-organisasi, yakni the International Bank for Reconstruction in addition to Development (IBRD), the International Development Association (IDA), the International Finance Corporation (IFC), the Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), dan the International Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID).
Dalam melaksanakan misinya, masing-masing elemen organisasi tersebut mempunyai fungsi dan tugasnya sendiri. IBRD dan IDA berfokus di pemberian fasilitas pinjaman lunak dan pengawasan kebijakan pubik. Sedangkan IFC, MIGA, dan ICSID lebih menitikberatkan di sektor privat, yakni dengan membagikan dana bantuan, layanan asuransi, serta jasa penyelesaian masalah di sektor privat.
dengan cara garis besar, misi IBRD merupakan membantu negara-negara berkembang melalui pemberian pinjaman lunak untuk melonjakkan perekonomian disektor riil. Sementara institusi IDA lebih menyasar kepada negara-negara yang termasuk dalam kategori miskin (dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita), yakni dengan menyediakan pinjaman tanpa bunga.
Di lain pihak, IFC banyak berurusan dengan sektor privat. Forum ini membagikan bantuan berupa dana investasi serta layanan konsultasi, terutama di sektor bisnis.
Lantas, MIGA berfungsi untuk mendorong investasi melalui foreign direct investment (FDI) kepada negara-negara berkembang dalam rangka melonjakkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, serta melonjakkan kesejahteraan masyarakat; dan yang terakhir, ICSID membagikan fasilitas internasional dalam rangka penyelesaian sengketa menyangkut investasi (www.worldbank.org).
Anggaran dasar yang diterapkan oleh Bank Dunia merupakan setiap negara yang ingin bergabung dalam Forum ini wajib terlebih dahulu menjadi anggota IMF. Dengan Perkataan lain, anggota Bank Dunia dengan cara otomatis merupakan anggota IMF.
Sementara dalam penentuan hak untuk setiap anggota, Forum Bank Dunia juga mengenal kuota dan hak suara (vote); dan seperti halnya IMF, hak keanggotaan didasarkan di skala ekonomi dan posisi neraca perdagangan negara bersangkutan, serta besarnya dana yang disetorkan di Bank Dunia.
Lebih jauh, seperti permasalahan yang dihadapi IMF dengan cara organisasional, Bank Dunia pun menghadapi persoalan yang serupa, yakni ketidaksetaraan dalam pemberian hak kepada masing-masing anggota. Negara-negara kecil dan negara-negara berkembang berada dalam posisi yang lebih lemah dan tidak Bisa berpartisipasi aktif dalam setiap pengambilan keputusan.
Sebagai Citra, di saat awal berdirinya the planet Bank, Amerika serikat menyumbang tidak kurang dari 35% total saham di institusi tersebut, maka tidak mengherankan apabila negara ini mempunyai hak suara yang sangat signifikan dalam pengambilan keputusan; dan sekali lagi, tidak sedikit yang berpendapat bahwa keputusan apapun yang dihasilkan oleh Bank Dunia tidak terlepas dari kepentingan Amerika Serikat (Grifith-Jones, S, Governance of the planet Bank, Report Prepared for DFID, 2002).
Kritikan lain mengenai kinerja Bank Dunia terkait dengan tidak diperhitungkannya faktor lingkungan dalam pengambilan keputusan. bila dilihat dari sejarahnya, setiap pemberian pinjaman oleh Bank Dunia memang semata-mata didasarkan di kemampuan negara debitur dalam mengembalikan pinjaman.
Akibatnya, dari bantuan yang diterima negara debitur, ada yang digunakan untuk pembangunan tanpa disertai dengan assessment terhadap lingkungan, sehingga menimbulkan Imbas negatif berupa kerusakan ekosistem dan habitat kehidupan disekitarnya.
Hal ini setelah itu direspon oleh Bank Dunia dengan memasukkan faktor lingkungan sebagai salah satu kriteria utama dalam Evaluasi kelayakan suatu negara memperoleh pinjaman. Pun demikian, hingga saat ini concern mengenai peran Bank Dunia dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan masih menjadi sorotan para pengkritisi.
Kritikan berikutnya merupakan hasil penelitian yang mengungkap bahwa bantuan pinjaman lebih banyak tertuju ke negara yang termasuk dalam kategori mampu, bukan kepada negara miskin. Hal ini terjadi Sebab salah satu syarat dikucurkannya dana merupakan kemampuan negara debitur mengembalikan pinjaman (Meltzer, A, The Report of the International Financial Institution Advisory Commission: Comments on the Critics, 2000).
Walau demikian, dari data yang dimuat dalam situsnya, the planet Bank menyatakan telah membagikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi di seluruh belahan dunia, termasuk di negara-negara dengan tingkat perekonomian terbelakang yang tersebar di benua Afrika. Disamping itu, laporan kinerja Bank Dunia disajikan dalam berbagai publikasi yang Bisa diakses dengan cara umum di www.worldbank.org.
di akhirnya, sebagai Forum multi negara, the planet Bank menghadapi banyak tantangan dalam misi'nya mempromosikan pembangunan ekonomi jangka panjang dan mengupayakan pengentasan kemiskinan. **
Artikel Ekonomi :
The International Monetary Fund: misi dan kontroversi
Sejarah Perkembangan Bank Sentral Eropa (The European Central Bank)
The Federal Reserve: pilar kekuatan ekonomi Amerika
ASEAN Dalam Perekonomian Global
Berdasarkan maksud tersebut, dibentuklah institusi Bank Dunia atau the planet Bank (di awalnya bernama the International Bank for Reconstruction in addition to Development/IBRD). Tujuan semula didirikannya Bank Dunia ini ialah untuk membangun perekonomian kawasan Eropa melalui pemberian dana investasi di pembangunan.
Tidak jauh berbeda dari IMF, donatur terbesar dari Forum multinasional ini merupakan Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Jerman, dan Inggris; dimana Amerika Serikat tetap menempatkan dirinya sebagai pemegang dominasi atas institusi ini.
Dalam perkembangannya, Bank Dunia menjalani beberapa kali penyesuaian organisasi. Hingga saat ini Bank Dunia mempunyai lima sub-organisasi, yakni the International Bank for Reconstruction in addition to Development (IBRD), the International Development Association (IDA), the International Finance Corporation (IFC), the Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA), dan the International Center for Settlement of Investment Disputes (ICSID).
Dalam melaksanakan misinya, masing-masing elemen organisasi tersebut mempunyai fungsi dan tugasnya sendiri. IBRD dan IDA berfokus di pemberian fasilitas pinjaman lunak dan pengawasan kebijakan pubik. Sedangkan IFC, MIGA, dan ICSID lebih menitikberatkan di sektor privat, yakni dengan membagikan dana bantuan, layanan asuransi, serta jasa penyelesaian masalah di sektor privat.
dengan cara garis besar, misi IBRD merupakan membantu negara-negara berkembang melalui pemberian pinjaman lunak untuk melonjakkan perekonomian disektor riil. Sementara institusi IDA lebih menyasar kepada negara-negara yang termasuk dalam kategori miskin (dilihat dari angka pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita), yakni dengan menyediakan pinjaman tanpa bunga.
Di lain pihak, IFC banyak berurusan dengan sektor privat. Forum ini membagikan bantuan berupa dana investasi serta layanan konsultasi, terutama di sektor bisnis.
Lantas, MIGA berfungsi untuk mendorong investasi melalui foreign direct investment (FDI) kepada negara-negara berkembang dalam rangka melonjakkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, serta melonjakkan kesejahteraan masyarakat; dan yang terakhir, ICSID membagikan fasilitas internasional dalam rangka penyelesaian sengketa menyangkut investasi (www.worldbank.org).
Anggaran dasar yang diterapkan oleh Bank Dunia merupakan setiap negara yang ingin bergabung dalam Forum ini wajib terlebih dahulu menjadi anggota IMF. Dengan Perkataan lain, anggota Bank Dunia dengan cara otomatis merupakan anggota IMF.
Sementara dalam penentuan hak untuk setiap anggota, Forum Bank Dunia juga mengenal kuota dan hak suara (vote); dan seperti halnya IMF, hak keanggotaan didasarkan di skala ekonomi dan posisi neraca perdagangan negara bersangkutan, serta besarnya dana yang disetorkan di Bank Dunia.
Lebih jauh, seperti permasalahan yang dihadapi IMF dengan cara organisasional, Bank Dunia pun menghadapi persoalan yang serupa, yakni ketidaksetaraan dalam pemberian hak kepada masing-masing anggota. Negara-negara kecil dan negara-negara berkembang berada dalam posisi yang lebih lemah dan tidak Bisa berpartisipasi aktif dalam setiap pengambilan keputusan.
Sebagai Citra, di saat awal berdirinya the planet Bank, Amerika serikat menyumbang tidak kurang dari 35% total saham di institusi tersebut, maka tidak mengherankan apabila negara ini mempunyai hak suara yang sangat signifikan dalam pengambilan keputusan; dan sekali lagi, tidak sedikit yang berpendapat bahwa keputusan apapun yang dihasilkan oleh Bank Dunia tidak terlepas dari kepentingan Amerika Serikat (Grifith-Jones, S, Governance of the planet Bank, Report Prepared for DFID, 2002).
Kritikan lain mengenai kinerja Bank Dunia terkait dengan tidak diperhitungkannya faktor lingkungan dalam pengambilan keputusan. bila dilihat dari sejarahnya, setiap pemberian pinjaman oleh Bank Dunia memang semata-mata didasarkan di kemampuan negara debitur dalam mengembalikan pinjaman.
Akibatnya, dari bantuan yang diterima negara debitur, ada yang digunakan untuk pembangunan tanpa disertai dengan assessment terhadap lingkungan, sehingga menimbulkan Imbas negatif berupa kerusakan ekosistem dan habitat kehidupan disekitarnya.
Hal ini setelah itu direspon oleh Bank Dunia dengan memasukkan faktor lingkungan sebagai salah satu kriteria utama dalam Evaluasi kelayakan suatu negara memperoleh pinjaman. Pun demikian, hingga saat ini concern mengenai peran Bank Dunia dalam pemeliharaan kelestarian lingkungan masih menjadi sorotan para pengkritisi.
Kritikan berikutnya merupakan hasil penelitian yang mengungkap bahwa bantuan pinjaman lebih banyak tertuju ke negara yang termasuk dalam kategori mampu, bukan kepada negara miskin. Hal ini terjadi Sebab salah satu syarat dikucurkannya dana merupakan kemampuan negara debitur mengembalikan pinjaman (Meltzer, A, The Report of the International Financial Institution Advisory Commission: Comments on the Critics, 2000).
Walau demikian, dari data yang dimuat dalam situsnya, the planet Bank menyatakan telah membagikan kontribusi yang signifikan dalam pembangunan ekonomi di seluruh belahan dunia, termasuk di negara-negara dengan tingkat perekonomian terbelakang yang tersebar di benua Afrika. Disamping itu, laporan kinerja Bank Dunia disajikan dalam berbagai publikasi yang Bisa diakses dengan cara umum di www.worldbank.org.
di akhirnya, sebagai Forum multi negara, the planet Bank menghadapi banyak tantangan dalam misi'nya mempromosikan pembangunan ekonomi jangka panjang dan mengupayakan pengentasan kemiskinan. **
Artikel Ekonomi :
The International Monetary Fund: misi dan kontroversi
Sejarah Perkembangan Bank Sentral Eropa (The European Central Bank)
The Federal Reserve: pilar kekuatan ekonomi Amerika
ASEAN Dalam Perekonomian Global
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Seputar Terbentuknya Bank Dunia (the planet Bank) Yang wajib Kita Tau"
Posting Komentar