Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian Yang wajib Kita Baca
inti mendasar mengenai materi Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian, bahwa setiap warga negeri wajib mempunyai kepahaman seputar materi ekonomi, hal ini dikarenakan dengan kemajuan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. Misalnya, karir paling populer yang Bisa dikejar kebanyakan dengan gelar ekonomi. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Kemampuan ilmu ekonomi misalnya pengambilan keputusan: Apa yang wajib dilakukan bisnis untuk menaikkan margin keuntungan.
Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian
di 30 Nopember hingga dengan 11 Desember 2017, Perancis menjadi tuan rumah konferensi dunia yang berkaitan dengan lingkungan, yaitu: The 21st Session of the Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change, atau lebih dikenal dengan sebutan Paris 2017.
Konferensi ini membahas isu-isu lingkungan teraktual, diantaranya perubahan iklim (climate change), peningkatan suhu udara dengan cara global (global warming), serta kesiapan menghadapi persoalan-persoalan tersebut.
Pertanyaannya yaitu seberapa besar permasalahan lingkungan berdampak di perekonomian? Artikel ini akan menyajikan data-data terkait hal tersebut.
Dalam satu kesempatan, Mark Carney, Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England) mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kemungkinan terjadinya ketidakstabilan di pasar saham dan perbankan karena isu-isu lingkungan.
Salah satu alasan kekhawatiran itu yaitu besarnya biaya yang wajib dikeluarkan untuk menanggulangi persoalan lingkungan. Hal ini diyakini akan mempengaruhi persepsi pelaku pasar dalam pengambilan keputusan untuk bertransaksi dan/atau berinvestasi. Perubahan di pengambilan keputusan tersebut di akhirnya akan membawa dampak signifikan di perekonomian global (ourworld.unu.edu, Climate Concern Could Cause Global Financial Chaos, 06 October 2017).
Berikutnya, menurut salah satu media lokal, pemerintah Jepang telah menetapkan suatu rencana adaptasi (adaptation plan) terhadap perubahan iklim. Mereka menyadari bahwa dampak global warming telah mengganggu kehidupan masyarakat, sehingga mesti diambil tindakan untuk mengurangi dampak buruknya. Oleh Sebab itu, pemerintah Jepang menjalankan analisa, evaluasi, dan penelitian-penelitian dengan cara terintegrasi diantara institusi pemerintah untuk menemukan solusi atas persoalan lingkungan.
Dalam upaya tersebut, pemerintah lokal dilibatkan dalam pencegahan dan penanggulangan masalah lingkungan, seperti Bala alam. Selain itu, masalah kesehatan mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Jepang. dengan cara proaktif, mereka berupaya meminimalisir kemungkinan timbulnya penyakit karena permasalahan lingkungan.
Lebih jauh, di sektor pertanian, pemerintah Jepang menjalankan riset untuk menciptakan varietas padi yang Bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Bahkan menghangatnya suhu udara dimanfaatkan untuk pembibitan tanaman tertentu, seperti jeruk dan mangga, sehingga Bisa melonjakkan kegiatan ekonomi lokal (The-japan-news.com, 05 Nopember 2017).
Selanjutnya kita akan melihat respon pemerintah India terhadap isu lingkungan. Pihak pemerintah India mengungkapkan bahwa perubahan lingkungan telah menjadi ancaman serius untuk pertumbuhan ekonomi negara. Tercatat bahwa musim kemarau dan Bala kekeringan telah merugikan sektor pertanian hingga US$ 370 milliar, belum termasuk hilangnya mata pencaharian.
Seperti halnya Jepang, pemerintah India juga berupaya mengurangi Imbas emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Disamping itu India juga berusaha memanfaatkan energi sinar matahari (solar power) sebagai pengganti energi minyak bumi (www.ibtimes.com, India Drought 2017: Climate Change is usually Biggest Threat To India's Economy, Mody Finance Aide Says, November 02, 2017).
Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan penelitian Pusat Studi Kebumian, Bala dan Perubahan Iklim, Forum Penelitian dan Darma Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), perubahan iklim yang muncul Sebab kerusakan hutan dan lingkungan di Indonesia telah menyebabkan seringnya terjadi Bala di negeri ini (www.voaindonesia.com, Perubahan Iklim Picu Terjadinya Bala Alam di Indonesia, 06 Agustus 2017).
Lebih jauh, perusakan lingkungan, pembakaran hutan dan Tanah, serta penebangan pohon dengan cara illegal telah menyebabkan Bala silih berganti.Untuk menangani kebakaran hutan aja, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bala (BNPB), dana yang sudah dihabiskan mencapai Rp 385 milliar, sedangkan api belum juga padam. Hingga saat ini BNPB tengah mengajukan tambahan dana Rp 750 milliar kepada Kementerian Keuangan (www.tempo.co, Anggaran Penanganan Kebakaran Melonjak, 03 Oktober 2017).
Sumber lain dari Indonesia Forest as well as Climate Support (IFACS) menyebutkan bahwa perubahan cuaca memengaruhi tanaman pangan, tempat tinggal, serta aktivitas dan kesehatan manusia. Mereka menegaskan bahwa dampak perubahan iklim itu benar-benar menjadi masalah serius.
Ancaman-ancaman nyata karena perubahan iklim diantaranya:
Dari uraian diatas Bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor lingkungan seperti perubahan iklim, pemanasan global, dan kerusakan lingkungan memang menjadi persoalan serius di kondisi perekonomian. **
Artikel Ekonomi :
Menangani Kebakaran Hutan, Menyelamatkan Ekosistem Kehidupan
Melawan Imbas Destruktif Asap Rokok
SDGs: isu perubahan iklim, sumberdaya kelautan, dan ekosistem bumi
Perkenalkan: Environmental Economics
Pertanyaannya yaitu seberapa besar permasalahan lingkungan berdampak di perekonomian? Artikel ini akan menyajikan data-data terkait hal tersebut.
Dalam satu kesempatan, Mark Carney, Gubernur Bank Sentral Inggris (Bank of England) mengungkapkan kekhawatirannya mengenai kemungkinan terjadinya ketidakstabilan di pasar saham dan perbankan karena isu-isu lingkungan.
Salah satu alasan kekhawatiran itu yaitu besarnya biaya yang wajib dikeluarkan untuk menanggulangi persoalan lingkungan. Hal ini diyakini akan mempengaruhi persepsi pelaku pasar dalam pengambilan keputusan untuk bertransaksi dan/atau berinvestasi. Perubahan di pengambilan keputusan tersebut di akhirnya akan membawa dampak signifikan di perekonomian global (ourworld.unu.edu, Climate Concern Could Cause Global Financial Chaos, 06 October 2017).
Berikutnya, menurut salah satu media lokal, pemerintah Jepang telah menetapkan suatu rencana adaptasi (adaptation plan) terhadap perubahan iklim. Mereka menyadari bahwa dampak global warming telah mengganggu kehidupan masyarakat, sehingga mesti diambil tindakan untuk mengurangi dampak buruknya. Oleh Sebab itu, pemerintah Jepang menjalankan analisa, evaluasi, dan penelitian-penelitian dengan cara terintegrasi diantara institusi pemerintah untuk menemukan solusi atas persoalan lingkungan.
Dalam upaya tersebut, pemerintah lokal dilibatkan dalam pencegahan dan penanggulangan masalah lingkungan, seperti Bala alam. Selain itu, masalah kesehatan mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Jepang. dengan cara proaktif, mereka berupaya meminimalisir kemungkinan timbulnya penyakit karena permasalahan lingkungan.
Lebih jauh, di sektor pertanian, pemerintah Jepang menjalankan riset untuk menciptakan varietas padi yang Bisa beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Bahkan menghangatnya suhu udara dimanfaatkan untuk pembibitan tanaman tertentu, seperti jeruk dan mangga, sehingga Bisa melonjakkan kegiatan ekonomi lokal (The-japan-news.com, 05 Nopember 2017).
Selanjutnya kita akan melihat respon pemerintah India terhadap isu lingkungan. Pihak pemerintah India mengungkapkan bahwa perubahan lingkungan telah menjadi ancaman serius untuk pertumbuhan ekonomi negara. Tercatat bahwa musim kemarau dan Bala kekeringan telah merugikan sektor pertanian hingga US$ 370 milliar, belum termasuk hilangnya mata pencaharian.
Seperti halnya Jepang, pemerintah India juga berupaya mengurangi Imbas emisi gas rumah kaca dan polusi udara. Disamping itu India juga berusaha memanfaatkan energi sinar matahari (solar power) sebagai pengganti energi minyak bumi (www.ibtimes.com, India Drought 2017: Climate Change is usually Biggest Threat To India's Economy, Mody Finance Aide Says, November 02, 2017).
Bagaimana dengan Indonesia? Berdasarkan penelitian Pusat Studi Kebumian, Bala dan Perubahan Iklim, Forum Penelitian dan Darma Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), perubahan iklim yang muncul Sebab kerusakan hutan dan lingkungan di Indonesia telah menyebabkan seringnya terjadi Bala di negeri ini (www.voaindonesia.com, Perubahan Iklim Picu Terjadinya Bala Alam di Indonesia, 06 Agustus 2017).
Lebih jauh, perusakan lingkungan, pembakaran hutan dan Tanah, serta penebangan pohon dengan cara illegal telah menyebabkan Bala silih berganti.Untuk menangani kebakaran hutan aja, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bala (BNPB), dana yang sudah dihabiskan mencapai Rp 385 milliar, sedangkan api belum juga padam. Hingga saat ini BNPB tengah mengajukan tambahan dana Rp 750 milliar kepada Kementerian Keuangan (www.tempo.co, Anggaran Penanganan Kebakaran Melonjak, 03 Oktober 2017).
Sumber lain dari Indonesia Forest as well as Climate Support (IFACS) menyebutkan bahwa perubahan cuaca memengaruhi tanaman pangan, tempat tinggal, serta aktivitas dan kesehatan manusia. Mereka menegaskan bahwa dampak perubahan iklim itu benar-benar menjadi masalah serius.
Ancaman-ancaman nyata karena perubahan iklim diantaranya:
- menurunnya hasil pertanian, bagus dari segi kualitas ataupun kuantitas.
- tingkat kesuburan tanah yang menurun drastis sehingga sulit untuk ditanami, sehingga berakibat merosotnya produksi pangan nasional.
- kualitas air tanah yang semakin memburuk dan kuantitasnya yang berkurang karena banyaknya hutan digunduli/dibakar.
- kesehatan masyarakat yang terganggu Sebab daya tahan tubuh yang melemah.
Dari uraian diatas Bisa ditarik kesimpulan bahwa faktor lingkungan seperti perubahan iklim, pemanasan global, dan kerusakan lingkungan memang menjadi persoalan serius di kondisi perekonomian. **
Artikel Ekonomi :
Menangani Kebakaran Hutan, Menyelamatkan Ekosistem Kehidupan
Melawan Imbas Destruktif Asap Rokok
SDGs: isu perubahan iklim, sumberdaya kelautan, dan ekosistem bumi
Perkenalkan: Environmental Economics
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian Yang wajib Kita Baca"
Posting Komentar