Perkenalkan: Environmental Economics Yang wajib Kita Tau
Pengetahuan mendasar dari materi Perkenalkan: Environmental Economics, bila setiap masyarakat negeri wajib mempunyai kepahaman seputar pembahasan ekonomi, hal ini erat kaitannya dengan kemajuan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. wajib dicatat bahwa gaji lulusan ekonomi termasuk yang tertinggi dari disiplin apapun. Penelitian yang berbeda cenderung menemukan nilai gaji lulusan ekonomi cukup dibayar dengan bagus. Ini mengajarkan kita bagaimana Tutorial membuat pilihan, yang sangat penting dalam bisnis.
Perkenalkan: Environmental Economics
Dalam artikel sebelumnya telah dibahas mengenai Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian. Masih dalam hubungannya dengan topik tersebut, tulisan ini akan menyajikan pemahaman dasar mengenai salah satu cabang ilmu ekonomi yang berkaitan dengan lingkungan, yakni environmental economics.
Beberapa pihak masih merancukan konsep environmental economics dengan ecology. Untuk itu wajib dicatat bahwa kedua disiplin ilmu tersebut berbeda dalam berbagai perspektif. bila environmental economics merupakan cabang dari ilmu ekonomi, maka ecology menginduk di ilmu biologi. Oleh karenanya, ulasan ini semata-mata mengambil sudut pandang environmental economics.
Sejak beberapa dekade terakhir, ilmu ekonomi menjalani perkembangan seiring kemajuan teknologi dan munculnya permasalahan aktual yang belum terantisipasi sebelumnya. Perkembangan itu diantaranya berupa perhatian yang lebih intensif di generasi masa depan (future generation) dan masalah lingkungan (environmental issues). Oleh Sebab itu para ekonom memasukkan materi-materi tersebut dalam konsep dan formulasi ekonomi.
dengan cara sederhana Bisa digambarkan bahwa ilmu ekonomi konvensional menitikberatkan perhatian di produksi, alokasi, distribusi, dan konsumsi sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Adapun prinsip-prinsip dasar yang diterapkan dalam ilmu ekonomi konvensional antara lain efisiensi, maksimalisasi profit, serta optimalisasi benefit.
Sementara dalam kajian environmental economics, selain pertimbangan tersebut diatas, diperhatikan pula faktor kelangkaan sumber daya (scarcity of resources) dan 'eksternalitas' dari suatu tindakan ekonomi (dalam bahasa sederhana, eksternalitas Bisa diartikan sebagai Imbas samping yang wajib ditanggung oleh pihak ketiga/pihak lain atas suatu tindakan ekonomi; namun demikian, dalam konsep ekonomi, eksternalitas tidak mesti bersifat negatif, jadi tergantung di konteksnya).
Adapun alasan faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan yaitu untuk menyeimbangkan (balancing) antara biaya dengan manfaat dari suatu kegiatan ekonomi, atau dengan Perkataan lain memperhitungkan besarnya kerugian yang muncul karena suatu kegiatan ekonomi dan membayarkan sejumlah kompensasi atas kerugian tersebut.
Sebagai contoh, ada suatu pabrik kertas disalah satu sudut kota. Dalam kegiatannya, pabrik ini menimbulkan kebisingan yang berasal dari suara mesin produksi. Selain itu pabrik juga mengeluarkan asap dari cerobong yang menimbulkan polusi udara. di kasus ini, suara gaduh dan polusi udara itulah yang disebut sebagai eksternalitas, dalam hal ini bersifat negatif. Mengapa demikian? Sebab masyarakat kota tersebut ikut menerima dampak suara bising dan menghirup udara yang terpolusi, meskipun tidak menghendakinya.
Dari hal tersebut, apabila dilihat dari sudut pandang environmental economics, atas kegiatan pabrik yang menimbulkan dampak negatif, wajib ada kompensasi yang dibayarkan sebagai pengganti kerugian. Kompensasi itu Bisa berupa regulasi (oleh pemerintah pusat atau daerah) yang mengharuskan pemilik/penanggungjawab pabrik untuk membangun taman kota disekitar area pabrik atau membayar dana pemeliharaan kebersihan kota, dan sebagainya.
Contoh lain, misalnya kegiatan merokok yang dilakukan oleh seseorang. Dalam hal ini, perokok mendapatkan kenikmatan dari kegiatannya menghisap rokok, sementara ada orang-orang disekitarnya yang bukan perokok ikut menghirup asap rokok tersebut. Seperti contoh sebelumnya, Sebab ada yang dirugikan karena asap rokok yang ditimbulkan oleh perokok, maka wajib ada kompensasi yang wajib dibayar.
Adapun bentuk kompensasi tersebut Bisa berwujud peraturan tertentu, antara lain:
Lantas timbul pertanyaan, mengapa tidak memilih menutup pabrik kertas dan pabrik rokok (Sebab jelas-jelas menimbulkan kerugian)? Alasannya sederhana, Sebab dengan cara ekonomi, pabrik kertas dan pabrik rokok ikut berperan dalam aktivitas perekonomian negara, sekaligus membagikan kontribusi di pendapatan nasional. Apalagi apabila mempertimbangkan jumlah penyerapan tenaga kerja yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi tersebut.
Dalam realita, hal-hal yang menjadi inti perdebatan, utamanya menyangkut masalah asas keadilan dari setiap pihak (bagus pelaku kegiatan ekonomi, ataupun pihak yang terdampak karena kegiatan tersebut) yang tidak mudah untuk dirumuskan.
Lebih jauh mengenai environmental economics Bisa dipelajari dalam Environmental Economics: An Introduction, by Barry C. Field, 2012.
di akhirnya memang demikianlah prinsip dasar ilmu ekonomi, yakni memberdayakan (mengorbankan) sumberdaya yang ada untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. **
Artikel Ekonomi :
Ongkos Kebakaran Hutan dan Tanah
Menakar Dampak Negatif Asap Rokok
SDGs: isu perubahan iklim, sumberdaya kelautan, dan ekosistem bumi
Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian
Beberapa pihak masih merancukan konsep environmental economics dengan ecology. Untuk itu wajib dicatat bahwa kedua disiplin ilmu tersebut berbeda dalam berbagai perspektif. bila environmental economics merupakan cabang dari ilmu ekonomi, maka ecology menginduk di ilmu biologi. Oleh karenanya, ulasan ini semata-mata mengambil sudut pandang environmental economics.
Sejak beberapa dekade terakhir, ilmu ekonomi menjalani perkembangan seiring kemajuan teknologi dan munculnya permasalahan aktual yang belum terantisipasi sebelumnya. Perkembangan itu diantaranya berupa perhatian yang lebih intensif di generasi masa depan (future generation) dan masalah lingkungan (environmental issues). Oleh Sebab itu para ekonom memasukkan materi-materi tersebut dalam konsep dan formulasi ekonomi.
dengan cara sederhana Bisa digambarkan bahwa ilmu ekonomi konvensional menitikberatkan perhatian di produksi, alokasi, distribusi, dan konsumsi sumberdaya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan. Adapun prinsip-prinsip dasar yang diterapkan dalam ilmu ekonomi konvensional antara lain efisiensi, maksimalisasi profit, serta optimalisasi benefit.
Sementara dalam kajian environmental economics, selain pertimbangan tersebut diatas, diperhatikan pula faktor kelangkaan sumber daya (scarcity of resources) dan 'eksternalitas' dari suatu tindakan ekonomi (dalam bahasa sederhana, eksternalitas Bisa diartikan sebagai Imbas samping yang wajib ditanggung oleh pihak ketiga/pihak lain atas suatu tindakan ekonomi; namun demikian, dalam konsep ekonomi, eksternalitas tidak mesti bersifat negatif, jadi tergantung di konteksnya).
Adapun alasan faktor-faktor tersebut menjadi pertimbangan yaitu untuk menyeimbangkan (balancing) antara biaya dengan manfaat dari suatu kegiatan ekonomi, atau dengan Perkataan lain memperhitungkan besarnya kerugian yang muncul karena suatu kegiatan ekonomi dan membayarkan sejumlah kompensasi atas kerugian tersebut.
Sebagai contoh, ada suatu pabrik kertas disalah satu sudut kota. Dalam kegiatannya, pabrik ini menimbulkan kebisingan yang berasal dari suara mesin produksi. Selain itu pabrik juga mengeluarkan asap dari cerobong yang menimbulkan polusi udara. di kasus ini, suara gaduh dan polusi udara itulah yang disebut sebagai eksternalitas, dalam hal ini bersifat negatif. Mengapa demikian? Sebab masyarakat kota tersebut ikut menerima dampak suara bising dan menghirup udara yang terpolusi, meskipun tidak menghendakinya.
Dari hal tersebut, apabila dilihat dari sudut pandang environmental economics, atas kegiatan pabrik yang menimbulkan dampak negatif, wajib ada kompensasi yang dibayarkan sebagai pengganti kerugian. Kompensasi itu Bisa berupa regulasi (oleh pemerintah pusat atau daerah) yang mengharuskan pemilik/penanggungjawab pabrik untuk membangun taman kota disekitar area pabrik atau membayar dana pemeliharaan kebersihan kota, dan sebagainya.
Contoh lain, misalnya kegiatan merokok yang dilakukan oleh seseorang. Dalam hal ini, perokok mendapatkan kenikmatan dari kegiatannya menghisap rokok, sementara ada orang-orang disekitarnya yang bukan perokok ikut menghirup asap rokok tersebut. Seperti contoh sebelumnya, Sebab ada yang dirugikan karena asap rokok yang ditimbulkan oleh perokok, maka wajib ada kompensasi yang wajib dibayar.
Adapun bentuk kompensasi tersebut Bisa berwujud peraturan tertentu, antara lain:
- menetapkan pajak/cukai yang tinggi di produk rokok.
- dari pendapatan pajak/cukai yang diperoleh, sebagian digunakan untuk membangun sarana kesehatan (puskesmas, rumah sakit), atau kawasan terbuka hijau (green area) sebagai paru-paru kota.
- perusahaan rokok diwajibkan menyisihkan keuntungan untuk membuat tempat khusus untuk merokok (smoking area).
Lantas timbul pertanyaan, mengapa tidak memilih menutup pabrik kertas dan pabrik rokok (Sebab jelas-jelas menimbulkan kerugian)? Alasannya sederhana, Sebab dengan cara ekonomi, pabrik kertas dan pabrik rokok ikut berperan dalam aktivitas perekonomian negara, sekaligus membagikan kontribusi di pendapatan nasional. Apalagi apabila mempertimbangkan jumlah penyerapan tenaga kerja yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi tersebut.
Dalam realita, hal-hal yang menjadi inti perdebatan, utamanya menyangkut masalah asas keadilan dari setiap pihak (bagus pelaku kegiatan ekonomi, ataupun pihak yang terdampak karena kegiatan tersebut) yang tidak mudah untuk dirumuskan.
Lebih jauh mengenai environmental economics Bisa dipelajari dalam Environmental Economics: An Introduction, by Barry C. Field, 2012.
di akhirnya memang demikianlah prinsip dasar ilmu ekonomi, yakni memberdayakan (mengorbankan) sumberdaya yang ada untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. **
Artikel Ekonomi :
Ongkos Kebakaran Hutan dan Tanah
Menakar Dampak Negatif Asap Rokok
SDGs: isu perubahan iklim, sumberdaya kelautan, dan ekosistem bumi
Faktor Lingkungan Dalam Perekonomian
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Perkenalkan: Environmental Economics Yang wajib Kita Tau"
Posting Komentar