Perkembangan Produksi Beras Dunia di 2018 Yang wajib Kita Ketahui
Hal Fundamental seputar materi Perkembangan Produksi Beras Dunia di 2018, bahwa setiap warga negara wajib mempunyai kepahaman seputar materi ekonomi, hal ini dikarenakan dengan perkembangan ekonomi di rumahtangga, masyarakat dan negara itu sendiri, maka belajar ekonomi memang wajib di galakkan sejak dini, sejak masih mengenal bangku pendidikan. Misalnya, karir paling populer yang Bisa dikejar kebanyakan dengan gelar ekonomi. Ekonomi mengajarkan bagaimana membuat keputusan yang tepat. Ini mengajarkan kita bagaimana Tutorial membuat pilihan, yang sangat penting dalam bisnis.
Perkembangan Produksi Beras Dunia di 2018
Seperti kita ketahui bahwa salah satu tujuan yang tercantum dalam agenda the Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu untuk mengeliminasi kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan nutrisi, serta mempromosikan sektor agrikultur yang berkesinambungan.
Adapun salah satu target dari tujuan diatas yaitu untuk memastikan akses untuk semua orang, terutama kaum miskin dan anak-anak, di sumber makanan sehat dan bernutrisi, serta di persediaan pangan yang memadai. di tulisan kali ini kita akan mempelajari salah satu produk utama pangan dunia, yakni beras (rice), dan mencermati perkembangan produksi beras dengan cara global.
Menurut salah satu penelitian, terdapat empat tipe utama beras, yakni Japonica, Indica, Aromatic Rice, dan Glutinous Rice. Beberapa hal yang membedakan keempat tipe beras tersebut antara lain di area dimana tanaman padi tumbuh serta karakteristik beras setelah dimasak menjadi nasi.
Beras tipe Japonica tumbuh dengan sangat bagus di lingkungan dengan temperatur sedang dan mempunyai sifat yang cenderung lengket (glutinous) setelah menemui proses pemasakan. Negara Jepang menjadi produsen utama beras dengan tipe seperti ini. Di beberapa negara lain, beras ini biasa disebut dengan Sushi Rice.
Sedangkan beras tipe Indica di umumnya berukuran lebih panjang dan tidak lengket (non glutinous) di saat dimasak. Beras dengan jenis seperti ini biasanya dikembangbiakkan di wilayah Asia bagian selatan dan Amerika. Beras Indica merupakan tipe beras yang paling dominan diperdagangkan di penjuru dunia, dengan volume sekitar 80% dari total perdagangan global.
Sementara Aromatic Rice atau beras beraroma dikenal Sebab bau dan rasa yang harum (seperti Sesuai kacang). Termasuk jenis aromatic rice yaitu beras Basmati yang banyak diproduksi di negara Pakistan.
Beras jenis Glutinous Rice merupakan beras yang sangat lengket saat dimasak. Beras seperti ini banyak dijumpai di wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, beras jenis ini dikenal dengan istilah beras ketan atau ketan (JCR-VIS, Rice Sector, January 2018).
Lebih lanjut, produksi beras dunia banyak disumbang dari negara-negara di kawasan Asia. Beberapa negara penghasil beras terbesar di dunia yaitu China, India, Indonesia, Bangladesh, Vietnam, dan Thailand.
Menurut laporan the Food as well as also Agriculture Organization (FAO), pasar beras global menemui penurunan signifikan dari periode 2014-2017 yang menghasilkan produksi beras sebanyak 494.3 juta ton (beras giling), dibandingkan dengan Estimasi di 2017-2018 yang mencapai produksi sebesar 490.1 juta ton, atau diproyeksikan menemui penurunan sebesar 4.2 juta ton.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan produksi beras dunia, antara lain adanya perubahan cuaca (climate change) yang tidak menentu sepanjang 2018, yang disertai dengan berbagai fenomena alam seperti badai El-Nino, Bala kekeringan, serta Bala banjir yang terjadi dibanyak negara yang menjadi lumbung tanaman padi.
Adapun negara-negara yang menemui penurunan terbesar dalam produksi beras yaitu Indonesia, Kamboja, Nepal, Pakistan, Phillipina, Sri Lanka, dan Thailand (Food as well as also Agriculture Organization of the United Nations, Food Outlook: Biannual Report on Global Food Markets, June 2018).
Dalam laporan berbeda, FAO mencatat karena makin menurunnya ketersediaan sumber pangan utama, setidaknya terdapat 793 juta penduduk di bumi yang masih kekurangan bahan pangan yang cukup untuk menunjang kehidupan dengan cara aktif dan sehat. Negara-negara seperti Madagaskar, Zambia, Irak, Pantai Gading, Uganda, bahkan Korea Utara merupakan pihak-pihak terdampak dari hal tersebut, dengan kondisi kelaparan yang termasuk dalam kategori merah (Food as well as also Agriculture Organization of the United Nations, FAO Hunger Map 2017).
Sementara menurut data the United States Department of Agriculture (USDA), produksi beras global di 2018 diperkirakan akan menemui peningkatan kembali setelah sebelumnya terkena imbas dari berbagai faktor lingkungan seperti badai El-Nino dan kekeringan yang melanda beberapa wilayah. Menurut laporan yang dirilis di November 2018, total produksi beras hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai angka 483.8 juta ton, meningkat dari Estimasi sebelumnya yang berada di kisaran 483.3 juta ton.
Proyeksi peningkatan kapasitas produksi beras tersebut terutama disumbangkan dari negara penghasil beras terbesar, seperti China, India, dan Indonesia, yang diperkirakan akan menemui kenaikan produksi yang signifikan (United States Department of Agriculture, World Agricultural Production, November 2018).
Meski proyeksi USDA atas produksi beras menemui peningkatan dengan cara global, namun bila dibandingkan dengan data yang dirilis oleh FAO, angka yang disajikan oleh USDA masih jauh dari kecukupan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia.
Sebagai Epilog, catatan-catatan diatas menunjukkan bahwa dampak penurunan produksi tanaman padi diseluruh dunia, terutama di benua Asia, yang dikarenakan oleh faktor perubahan cuaca dan Bala alam, berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan beras dalam skala global. **
Artikel Ekonomi :
Melihat Situasi Perekonomian Global 2018
Problem Ketahanan Pangan Global
Mengenal Konsep Urban Agriculture
Perekonomian di Sektor Pertanian: menengok ke Negeri Sakura
Menurut salah satu penelitian, terdapat empat tipe utama beras, yakni Japonica, Indica, Aromatic Rice, dan Glutinous Rice. Beberapa hal yang membedakan keempat tipe beras tersebut antara lain di area dimana tanaman padi tumbuh serta karakteristik beras setelah dimasak menjadi nasi.
Beras tipe Japonica tumbuh dengan sangat bagus di lingkungan dengan temperatur sedang dan mempunyai sifat yang cenderung lengket (glutinous) setelah menemui proses pemasakan. Negara Jepang menjadi produsen utama beras dengan tipe seperti ini. Di beberapa negara lain, beras ini biasa disebut dengan Sushi Rice.
Sedangkan beras tipe Indica di umumnya berukuran lebih panjang dan tidak lengket (non glutinous) di saat dimasak. Beras dengan jenis seperti ini biasanya dikembangbiakkan di wilayah Asia bagian selatan dan Amerika. Beras Indica merupakan tipe beras yang paling dominan diperdagangkan di penjuru dunia, dengan volume sekitar 80% dari total perdagangan global.
Sementara Aromatic Rice atau beras beraroma dikenal Sebab bau dan rasa yang harum (seperti Sesuai kacang). Termasuk jenis aromatic rice yaitu beras Basmati yang banyak diproduksi di negara Pakistan.
Beras jenis Glutinous Rice merupakan beras yang sangat lengket saat dimasak. Beras seperti ini banyak dijumpai di wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, beras jenis ini dikenal dengan istilah beras ketan atau ketan (JCR-VIS, Rice Sector, January 2018).
Lebih lanjut, produksi beras dunia banyak disumbang dari negara-negara di kawasan Asia. Beberapa negara penghasil beras terbesar di dunia yaitu China, India, Indonesia, Bangladesh, Vietnam, dan Thailand.
Menurut laporan the Food as well as also Agriculture Organization (FAO), pasar beras global menemui penurunan signifikan dari periode 2014-2017 yang menghasilkan produksi beras sebanyak 494.3 juta ton (beras giling), dibandingkan dengan Estimasi di 2017-2018 yang mencapai produksi sebesar 490.1 juta ton, atau diproyeksikan menemui penurunan sebesar 4.2 juta ton.
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan penurunan produksi beras dunia, antara lain adanya perubahan cuaca (climate change) yang tidak menentu sepanjang 2018, yang disertai dengan berbagai fenomena alam seperti badai El-Nino, Bala kekeringan, serta Bala banjir yang terjadi dibanyak negara yang menjadi lumbung tanaman padi.
Adapun negara-negara yang menemui penurunan terbesar dalam produksi beras yaitu Indonesia, Kamboja, Nepal, Pakistan, Phillipina, Sri Lanka, dan Thailand (Food as well as also Agriculture Organization of the United Nations, Food Outlook: Biannual Report on Global Food Markets, June 2018).
Dalam laporan berbeda, FAO mencatat karena makin menurunnya ketersediaan sumber pangan utama, setidaknya terdapat 793 juta penduduk di bumi yang masih kekurangan bahan pangan yang cukup untuk menunjang kehidupan dengan cara aktif dan sehat. Negara-negara seperti Madagaskar, Zambia, Irak, Pantai Gading, Uganda, bahkan Korea Utara merupakan pihak-pihak terdampak dari hal tersebut, dengan kondisi kelaparan yang termasuk dalam kategori merah (Food as well as also Agriculture Organization of the United Nations, FAO Hunger Map 2017).
Sementara menurut data the United States Department of Agriculture (USDA), produksi beras global di 2018 diperkirakan akan menemui peningkatan kembali setelah sebelumnya terkena imbas dari berbagai faktor lingkungan seperti badai El-Nino dan kekeringan yang melanda beberapa wilayah. Menurut laporan yang dirilis di November 2018, total produksi beras hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai angka 483.8 juta ton, meningkat dari Estimasi sebelumnya yang berada di kisaran 483.3 juta ton.
Proyeksi peningkatan kapasitas produksi beras tersebut terutama disumbangkan dari negara penghasil beras terbesar, seperti China, India, dan Indonesia, yang diperkirakan akan menemui kenaikan produksi yang signifikan (United States Department of Agriculture, World Agricultural Production, November 2018).
Meski proyeksi USDA atas produksi beras menemui peningkatan dengan cara global, namun bila dibandingkan dengan data yang dirilis oleh FAO, angka yang disajikan oleh USDA masih jauh dari kecukupan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk dunia.
Sebagai Epilog, catatan-catatan diatas menunjukkan bahwa dampak penurunan produksi tanaman padi diseluruh dunia, terutama di benua Asia, yang dikarenakan oleh faktor perubahan cuaca dan Bala alam, berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan beras dalam skala global. **
Artikel Ekonomi :
Melihat Situasi Perekonomian Global 2018
Problem Ketahanan Pangan Global
Mengenal Konsep Urban Agriculture
Perekonomian di Sektor Pertanian: menengok ke Negeri Sakura
Subscribe Our Newsletter
Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Produksi Beras Dunia di 2018 Yang wajib Kita Ketahui"
Posting Komentar